Sekolah. Yaaa gue sekarang sudah bisa bersekolah kembali setelah 1 minggu lamanya menginap di rumah sakit.
Ngomong-ngomong soal Nara yang katanya neneknya punya novel 'cinta lily' Nara udah janji bakalan nunjukin novelnya ke gue besok rabu.
Dan soal extra gue sekarang udah nggak ikut lagi extra silat, soal pengunduran diri biar Revan yang atur dia kan ketua silat.
Bel berbunyi udah dari tadi dan sekarang kita lagi merangkum tugas bahasa indonesia.
Srek srek
Kelas sunyi hanya ada suara goresan pena dari teman sekelas semua fokus ke arah buku, biasanya guru bahasa indonesia itu kalem tapi berbeda dengan bu Arnita -guru bahasa indonesia- beliau salah satu guru yang ditakuti diputra bangsa.
Dari semua murid yang gue amati gue penasaran sama apa yang dilakukan Nara dia sedari tadi nulis beberap kalimat lalu melihat ke sekeliling nulis lagi lihat sekitar lagi.
Ini bocah kenapa sih? Gue yang udah geram sama tingkahnya nepuk punggung nya lumayan keras sampai semua yang ada dikelas melihat kearah gue sama Nara, sedangkan Nara dia meringis sambil pegang punggungnya.
Untungnya dikelas nggak ada bu Arnita jadi gak takut.
"Lo apaan sih sakit banget anjir pedes" ucap Nara
"Mana tadi lo pukul di tali kutangnya lagi tambah sakit anjir" lanjut Nara
Gue hanya cengengesan aja lihat dia kesakitan gue lanjutin nulisnya dan Nara masih lanjutin ngusap punggungnya -walaupun tangannya nggak sampai- sambil lihat ke sekitar kelas.
"Sorry lagian lo ngapain sih bukannya ngerangkum malah celingak celinguk kaya cari duit" ucap gue sambil tetap menulis.
Gue merasa ada pergerakan disebelah gue dan Nara udah kembali duduk dengan benar dan mulai menulis.
"Nyari duit matamu La la, gue lagi cari something aja sih" jawabnya
"Janji ya Nar" ucap gue
"Janji apaan sih?" tanya Nara
Kita ngobrol sambil tetap menulis rangkuman.
"Lo harus tunjukin novelnya"
"Iya tapi Lusa"
"Kenapa nggak besok aja?" tanya gue
"Nggak, gue ada janji"
"Halah gaya lo janji, palingan janjian sama juna cih ngomongnya 'temenin gue beli hadiah buat pacar gue' eh tau taunya tuh hadiah ada dikamar lo terus lo jawabnya 'katanya pilihan gue jelek pacarnya juna nggak suka jadi buat gue aja lah rejeki nggak boleh ditolak' halah bulshit sekali" cibir gue.
Permusuhan mereka yang sangat sangat sangat buat gue kesel sendiri si Juna udah tau suka Nara tapi gengsi digedein sedangkan Nara cewek peka tapi kalau sama Juna pekanya ilang.
"Apaan sih anjir ya emang bener pacarnya junanjing nggak suka dan gue suka rejeki jangan ditolak, lagian gue pergi sama abang lo" ucap Nara
"What?!! Sama abang gue? Siapa bang Ala atau bang Asa?" tanya gue
"Rahasia"
"Kampret lo, maen rahasia rahasiaan"
Ucapan gue hanya dibalas kekehan oleh Nara, terus Nara fokus lagi bukan sama bukunya tapi sama ponselnya entahlah dia sering banget buka ponsel.
Detektif konon
Dikelas gue nggak ada yang kidal
Revan kakaknya Ravan
Besok jadi ketemuan kan? Gue ada info tentang pulpen scenpelRavan Kembarannya Revan
Scenpurple goblokNara menutup roomchat nys ogah lihat simonyet dan sidugong berantem terus.
Kring kring
Bel istirahat berbunyi semua murid maju untuk mengumpulkan hasil rangkuman mereka termasuk gue dan Nara.
"Kuy kekelas Chaca" ajak gue dibalas anggukan oleh Nara
Dijalan hanya diisi keheningan karna jarak kelas gue sama Chaca sangat deket jadi nggak usah terlalu lama jalan.
Gue sama Nara langsung masuk aja kekelasnya karna dikelasnya sepu hanya ada beberapa siswa aja.
"Dor!!"
"Nggak kaget" ucap Chaca
"Ya jelas lah lo udah lihat kita" jawab gue
Gue duduk disebelah Chaca entah tempat siapa yang gue duduki sedangkan Nara duduk di depan Chaca sambil terus melihat Chaca.
Eh, ralat bukan Chaca tapi tangan Chaca yang sedang menulis dengan wajah serius setelah itu mata Nara naik dan melihat kearah kiri almamater Chaca.
Gue yang dari tadi ngamatin Nara kok aneh sendiri ya ini wajah Nara yang kelewat serius benar-benar menakutkan.
Gue ikut melihat kearah Nara melihat, kalau aja mata Nara bisa mengeluarkan laser gue yakin dada kiri Chaca udah bolong.
"Loh Cha pin lo kemana?" tanya gue, setelah tahu apa yang dilihat oleh Nara
"Nggak tau kemarin masih ada dikelas waktu gue ke kamar mandi udah ilang" jawab Chaca
"Cha" panggil Nara
Penglihatan Nara udah nggak di dada kiri Chaca tapi sekarang menatap Chaca dengan tatapan yang sulit diartikan
"Kenapa?"
"Lo..."
Seperti biasa walau wajahnya serius Nara tetap nggak bisa serius.
"Gue kenapa?"
"Lo kidal"
Annyeong yorobunnn
Bagaimana kabarnya semua?
Sudah makan belommm
Ada kah pertanyaan?
Wow sepertinya kalian udah nebak-nebak siapa pelaku penyuntikan racun yaa hm menarik
Menurut kalian siapa? Komen dong aku pengin tahu
Kalian Line berapa sih? Aku 04 Line adakah yang seumuran?
Bye
Jangan lupa vote dan komen
Tinggalkan jejak

KAMU SEDANG MEMBACA
Figuran
Fantasy[BUKAN NOVEL TERJEMAHAN] Gue Arletta Bintang Anggrainie hanya seorang pegawai sebuah agensi yang menjabat sebagai perancang busana. Saat asik Scroll ponsel tiba tiba Tuk Wushhh gue langsung ada ditubuh Starletta Alexandria Ryulea Veln seorang figura...