16. Bay

12.2K 1.9K 81
                                    

Hah?! Ini jaket alvaro? Jadi tadi yang ke kelas alvaro?

"Jaket lo?" tanya gue sambil nunjuk jaket yang ada dibahu gue dibalas anggukan kaku oleh alvaro dan senyum canggung.

What the pip sejak kapan alvaro jadi imut begini.

"Wah wah udah baikan nih?" tanya reno

Gue sama alvaro diem ya karna diantara gue sama alvaro nggak ada kepastian udah baikan atau belum.

"Terus ini makanan juga dari lo semua al?" tanya ryan nunjuk makanan dimeja gue

"Hm"

"Gue mau dong" ucap reno langsung duduk disamping chaca dan ikut makan.

"Ekhem starla bisa ngomong sebentar?" tanya alvaro

"Yaudah ngomong aja" jawab gue

"Em nggak disini"

"Dimana?" tanya gue

"Ayok ikut gue" ucap alvaro jalan ngeduluin gue dan gue ikutin dari belakang

"STAR KALAU LO DIAPA-APAIN CALL GUE YA" teriak chaca dibalas acungan jempol sama gue.

Gue terus ikutin kemana arah alvaro pergi dan sampai taman samping sekolah yang sepi.

"Ngomong apa" ucap gue sambil nyerahin jaket yang tadi gue bawa dan diterima sama alvaro

"Gue minta maaf gue bener-bener brengsek jadiin lo taruhan hanya buat sebuah penthouse. Gue tau gue cowok brengsek bahkan brengsek banget, gue mau temenan sama lo, gue juga berusaha buat perbaiki hubungan persahabatan gue sama skala gue bener-bener minta maaf star kalau lo maafin gue, gue udah lega" jelas alvaro

"Sadar juga kalau lo brengsek" jawab gue sambil mandang sinis ke alvaro

Alvaro hanya bisa mengangguk kan kepalanya sambil nunduk kaya anjing minta tulang.

"Please jangan jauhin gue, gue gue gak bisa lo jauhin"

"Gimana ya gue terlanjur sakit hati sih sama lo" jawab gue

"Please star gue bakalan nurutin semua permintaan lo asal lo maafin gue" ucap alvaro kaya mau nangis anjir nih anak mana imut lagi aduhhh mental breakdance.

"Apapun?" tanya gue

"Apapun!"

"Jauhin gue" ucap gue setelah ngomong kalimat itu gue langsung balik badan

Baru 3 langkah gue jalan gue berhenti dan ngelirik kebelakang tepat kewajah alvaro yang kelihatan banget tertekan

"Sorry gue nggak bisa deketan lagi sama lo soalnya kalau lihat muka lo rasanya gue pengin ngulitin muka lo terus gue pajang" ucap gue

"Soal maaf udah gue maafin, kata guru ngaji gue marahan lebih dari 3 hari gak baik, gue pergi bay"

Setelah mengatakan itu gue langsung pergi ninggalin alvaro.

Sekarang gue udah ada dikoridor kelas XII IPA lumayan cari cogan siapa tahu ada yang nyantol kan.

Eh eh whats apaan tuh oh ternyata heroin kita sedang bawa buku mau dibalikin ke perpus.

Gue coba inget-inget scene dimana lily bawa buku terus jatuh terus ditolongin sama si revan apakah ini scene nya? Kita lihat sajalah.

"Lihat apa?"

"Lily"

"Ngapain dilihatin?"

"Kepo banget sih anjir"

"Ish jangan colek-colek anjir dikira pundak gue sambel kali ah" gerutu gue

"Ish dibilangin jang- Loh?! Revan? Kok lo ada disini?" tanya gue setelah tahu yang nyolek-nyolek itu revan

"Emang kenapa kalau gue ada disini?" tanya revan

"Lily kan disana" tunjuk gue ke lily yang lagi beresin buku nya -yang gue ngga tahu kenapa bisa berserakan- padahal oknum yang seharusnya buat berantakan ada didepan gue.

"Terus kalau sibantet ada disana gue harus ngapain?"

"Astaga body shaming" ucap gue

"Kayak lo nggak body shaming aja huuu" ucap revan sambil ngeraup wajah gue pake tangannya

"Tangan lo bau terasi anjir cuih" ucap gue sambil mendecihkan lidah gue

"Oh ya? Gue tadi habis beol sih" jawab revan santai banget dan nyium tangannya sendiri

"Oh iya bau, gue cuci tangan dulu deh bay bay starlakuuu" ucap revan sambil membalikkan badannya dan hilang dibelokkan.

Sedangkan gue, gue masih mencerna yang dibilang revan tadi.

"REVANNN TAIIIIII"

*********

"Alvanoo~~"

"Anjing genit" ucap nara setelah mendengar kata sapaan dari chaca

"Sewot aja, iri bilang babu" jawab chaca

"Kenapa cha?" tanya alvano

"Gue mau ganti extra boleh gak sih?" tanya chaca terus duduk didepan alvano

"Kenapa mau ganti extra, bukannya lo ikut cheers ya, passion lo menurut gue di cheers sih" jawab vano dibalas anggukan setuju sama gue dan nara.

"Pengin ikut jurnalistik aja sih" jawab chaca

"Kenapa pengin ikut jurnalistik?" tanya gue

"Iya karna ada alvano dijurnalistik" ucap chaca sambil ngedipin satu matanya ke alvano dan telinganya alvano merah.

"Iihh~ telinganya kenapa merah hmm" ucap chaca sambil mengusap telinga kanan alvano dan itu buat wajah alvano merah semua.

Oke semua ucapkan selamat tinggal kepada alur novel.



































Maaf pendek

Jan lupa vote dan komen sebanyak-banyaknya.

Ada pesan buat author?

Atau pertanyaan buat author?

Atau atau atau?

See u next chapter

Salam

Ttd. Adiknya Jung Jaehyun

FiguranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang