Ambil baiknya, buang buruknya !!!
Take your time to reading, enjoy it !!! 🍵🧸
❄
Keep VOTING !!!✨
--------------------------------------------------------------
❄
"Jadi kau laki-laki?" tanya Jennie, ia menutupi tubuhnya, waspada.
"Aku perempuan yang memiliki vital laki-laki, sebab itulah ayahku tidak ingin memiliki anak sepertiku. Kau benar, aku orang aneh, bahkan tidak pantas untuk hidup di dunia. Kau juga tidak mau berteman denganku 'kan? Setelah mengetahui keadaanku yang seperti ini. Hahaha.. Pergilah, pergi semua orang. Hidupku memang tidak berguna, diciptakan pun aku tak ada istimewanya!" Lisa bersandar di dinding kamar mandi, wanita berpenis itu terus meracau ke mana maunya.
Jennie membekam mulut Lisa, lalu mengguyurkan air pada tubuh wanita itu "Kau berisik! Sebaiknya kau mandi"
"HAHHH.. DINGIN... SSS.."
"Diamlah!" titah Jennie dan memandikan Lisa.
❄❄❄
Jennie POV🌼
Aku tidak menyangka bahwa Lisa benar-benar memilikinya! Ya Tuhan, cobaan macam apa lagi ini?
Setelah aku menahan rasa karena kupikir gender kita sama, ternyata dia seorang wanita yang berpenis, apa ini artinya Tuhan mengizinkanku untuk mencintainya? Ah tapi mana mungkin! Bisa saja Lisa punya pacar.
Huhhffhh...
Coba tenang dan jangan terlalu mengacu pada gender dulu, Jennie.
Sekarang aku sudah selesai memandikannya, mengganti pakaiannya karena keadaan Lisa begitu kacau. Saat aku masuk ke rumah ini, banyak uang berserakan di sekitar sofa, gelas yang tergeletak di meja, dan ya.. Dia yang tertidur di kamar mandi dengan kekacauannya.
Bagaimana anak ini bisa mengurus dirinya sendiri? Apa dia biasa sekacau ini setelah diajak teman-temannya? Awas saja! Akan kutandai temannya yang kemarin itu, jika dia membawa Lisa lagi, aku tidak akan membiarkannya!
Saat ini Lisa sedang tidur, lebih baik aku tidak mengganggunya dan membiarkan dia istirahat dengan cukup.
Rumah ini berantakan sekali, gatal rasanya aku, ingin segera membersihkannya.
"Sebaiknya aku bersih-bersih sambil memasakan dia sup hangat. Ish.. Bisa-bisanya dia mabuk di hari kerja. Aku masih sangat kesal!"
Aku pergi ke dapur untuk memasak. Sementara masakan itu kutinggal, kubereskan juga ruangan lainnya.
"Awh.. Aahh.. Kepalaku" lirihnya terdengar seperti suara Lisa. Sebaiknya kuhampiri dia di kamar.
"Li, kau sudah lebih baik?" aku yakin, dia pasti syok jika tahu aku yang memandikannya.
"Jennie? Kau sedang apa di sini? Matanya masih menyipit, sepertinya dia belum sadar sepenuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Peace ☆
Teen Fiction[18+] "Aku berusaha untuk taat kepada-Mu Tuhan, tapi kenapa Kau berikan ujian semanis Lisa?" - Jennie. Huhhffhh... Berdamai sajalah.