29. 🔹

4.2K 282 56
                                    

Ambil baiknya, buang buruknya !!!

Take your time to reading, enjoy it !!! 🍵🧸

Keep VOTING !!!✨

--------------------------------------------------------------

5 Tahun kemudian.

"AAAAAAAAAA...." seluruh ruang bergema mendentum dengan suara besar yang terdengar ke setiap penjuru rumah.

Di tengah ruang keluarga, sosok wanita yang tengah berbadan dua berteriak semerta meretas segala aktivitas yang sedang berlangsung.

Dua orang anak dan seorang ayah keluar dari masing-masing ruangannya lalu menghampiri sumber suara tadi.

Tapak kaki terdengar cepat seakan mereka berlari dan langsung membuka suara bersamaan.

"ADA APA MOMMY?" tanya Lisa dan Leon saat menghampiri Jennie, si wanita yang berteriak tadi. Sementara seorang anak lainnya mengikuti Leon, dan berdiri di sampingnya.

"Ada apa sayang? Kenapa kau berteriak?" Lisa menghampiri Jennie, ia buka tangannya dan menangkup kepala istrinya lalu memeluk.

"Sepatuku hon! Sepatukuuuu.." dengus Jennie memendam kekesalan, entah pada siapa.

"Kenapa sepatumu?"

"Lihat!" titah Jennie dan semua yang berada di sana melihat pada sepatu yang sedang Jennie pijak.

Rupanya kaki Jennie sudah tak muat memakai sepatu ukurannya lagi, karena kondisinya yang tengah hamil tua.

Lisa menarik nafas lalu kembali memeluk istrinya, ia belai perut Jennie yang tengah hamil 8 bulan tersebut.

"Untuk sementara, mungkin sepatunya sedang mengecil sayang. Karena kau sedang mengandung baby girl kita. Jadi, tunggu nanti setelah melahirkan baru kau bisa menggunakannya lagi. Aku yakin pasti akan cukup" tidak mungkin aku mengatakan bahwa kaki Jennie yang membesar, sudah pasti dia akan mengamuk. Berat badannya yang sekarang saja dia tidak terima karena begitu pesat timbangannya naik. Padahal di mataku, dia tetap seksi dan manis. Tidak ada bedanya.. Namun Jennie sangat sensitif terhadap berat badannya di kehamilan keduanya ini - Lisa.

"Leon kira mommy akan melahirkan adik, sampai Leon dan Rozi menghentikan permainan game kami. Mommy mengagetkan saja. Huuu.." ucap Leon pada ibunya, lalu menarik Rozi untuk melanjutkan aktivitas mereka di ruang game.

Jennie mengernyit sedikit geram, lalu menepuk bahu Lisa untuk menegurnya"Hon, dia anakmu? Kenapa Leon jadi menyebalkan sepertimu sih?"

"Dia anakmu juga sayang. Leon sedang dalam masa aktifnya, wajar saja kalau dia sedang begitu"

"Aku syok.." Jennie memegangi kepalanya lalu mengipas-ngipas diri dengan jemari.

"Aku mengerti, bersabarlah" Lisa memeluk Jennie dan membawanya untuk duduk. "Ayo duduk dulu, aku ambilkan air ya sayang? Tunggu sebentar" bagaimanapun Jennie tidak boleh stress. Akhir-akhir ini dia sering emosian, berubah mood, dan cepat marah. Maka dari itu aku tidak akan membuatnya merasa begitu. - Lisa.

Peace ☆Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang