Ambil baiknya, buang buruknya !!!
Take your time to reading, enjoy it !!! 🍵🧸
❄
Keep VOTING !!!✨
--------------------------------------------------------------
❄
"Kalian.." terus Rose, dan Jennie melepaskan genggaman tangannya, namun Lisa meraihnya kembali, hingga Jennie mengalihkan pandangannya ke arah Lisa. Mungkin maksud Jennie, apa yang akan Lisa lakukan? Sengaja dia akan menjelaskan semuanya, atau memang akan membuat sandiwara lainnya?
"Rose, aku harus jujur"
"Lii.. Hajima" tahan Jennie, namun Lisa tetap yakin pada pilihannya.
"Kalian berkencan?" tebak Rose, Jennie pun segera menyangkalnya, karena tidak mau Rose merasa dikhianati.
"Rose ini tidak seperti yang kau pikirkan, aku dan Lisa.."
"Kami berkencan, Rose. Maaf karena baru memberitahumu sekarang"
"Lisa" Jennie mengerkat kuat tangan Lisa, mengancamnya lewat pandangan. Namun Lisa tak peduli lagi pada ancaman Jennie, ia lebih baik menghadapi hal rumit sementara dibanding melihat kecemburuan dan rasa sakit yang menghampiri Jennienya, setiap kali Rose ada interaksi pada Lisa.
"Eonni, kau mengkhianatiku? Aku baru saja jujur padamu tadi! Kenapa kalian bilang kalau kalian berkencan sekarang?"
"Jangan salahkan Jennie, ini bukan salahnya"
"Kau bilang kau tidak mau menjadi bagian sepertiku, eonni.., tapi apa yang kau lakukan ini? HAH? Aku benar-benar tidak percaya pada kalian lagi!"
"Rose bukan begitu" pekik Jennie, ia menahan lengan Rose, tapi Rose menepisnya dengan keras.
"Ini obatmu Lisa! dan jangan jadikan aku orang bodoh lagi!" Rose memberikan obat yang ia beli untuk Lisa, mendengus kesal tahan amarah ia berbalik hendak pergi meninggalkan.
"Rose!" Lisa menahan tangan Rose untuk tetap berada di sana sampai semuanya berhasil ia jelaskan, sedangkan Jennie sudah berkaca-kaca, menahan tangis, takut Rose akan menjauhinya. "Dengarkan aku dulu, dan jangan gunakan kata-kata seperti itu. Kita bisa selesaikan ini dengan tenang"
"Lisa, tapi dia tidak pernah bilang kalau dia tertarik padamu!"
"Jangan memojokannya, ini salahku, sudah kubilang Jennie tidak salah, ini sepenuhnya salahku, Rose. Jennie tidak salah apa-apa, kau harus dengarkan aku, setelah itu semua terserah padamu"
"Lalu apa yang akan kalian jelaskan, semua sudah jelas adanya"
"Jangan gunakan emosimu, kita bicarakan baik-baik. Kau tenang dulu"
"Rose.. Maafkan aku" dan Jennie mulai terisak, ia memegang tangan Rose, namun Rose menepisnya lagi.
"Jennie, kau duduk di sini" Lisa memisahkan Jennie untuk duduk di sampingnya, sementara Rose duduk di sofa sebelahnya. Lisa mulai bicara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Peace ☆
Teen Fiction[18+] "Aku berusaha untuk taat kepada-Mu Tuhan, tapi kenapa Kau berikan ujian semanis Lisa?" - Jennie. Huhhffhh... Berdamai sajalah.