1. 🔹

6.7K 474 76
                                    

Ambil baiknya, buang buruknya !!!

Take your time to reading, enjoy it !!! 🍵🧸

Keep VOTING !!!

--------------------------------------------------------------

Matahari bersinar sempurna di hari yang begitu cerah, seolah menegaskan kegagahan sang surya di musim primadonanya, yaitu musim panas.

Hari baik berlaku setiap hari, hari buruk hanyalah sisa dari keluhan diri sendiri.

Di sebuah kota, hidup seorang gadis belia manis rupawan, kembang desa yang menjelma sebagai perempuan religius, energik, dan periang. Dia juga merupakan wanita yang penuh dengan ketaatan, syukur, dan ikhlas yang selalu tertanam dalam hatinya.

Hidup dalam peradaban di mana dunia begitu perhitungan untuk mengulurkan tangan, terkadang menarik paksa demi tercapainya suatu laksana, kewajiban, sosial dan kehidupan yang seimbang di era global.

Mau tidak mau, semua harus memiliki keyakinan yang kokoh pada kemampuan diri sendiri. Selayaknya menciptakan lapangan kerja yang tidaklah mudah, namun melamar pekerjaan juga tak beresiko hidup akan terjamin.

Banyak orang yang akan mengandalkan bisnis, memutar otak adu keterampilan di berbagai bidang yang sesuai, maupun yang terpaksa disesuaikan.

Lain dengan belia cantik yang senang mengelola sebuah toko buku bacaan, berdikari sendiri dengan ketekunan semangatnya yang gigih. Ia percaya dan yakin, bahwa apa yang dia senangi, akan membantu banyak orang dalam kegemaran hobinya.

###

"Rose, hari ini aku akan ibadah, kau bisa menutup tokonya jika sedang istirahat" ucap gadis yang berusia 25 tahunan itu, berbicara pada sahabat sekaligus rekan bisnisnya dalam mengelola toko buku.

"Baik eonni, aku titip doa ya?" sementara seorang gadis yang satunya itu menanggapi ucapan sahabatnya dengan cara berdiri, menunjuk penuh harap.

"Doa apa?"

"Doa semoga ada yang seperti dia lagi, hehe.." ia tercengir bodoh, wanita berambut blonde se-punggung itu memeluk sahabatnya.

"Mulai lagi, kau masih mau salah jalur Rosie posie?"

"Yang namanya cinta, mana bisa diarahkan. Aku hanya teringat saja kok eonni, tidak akan kembali ke jalan itu. Kecuali.."

"Kecuali?" wanita berpipi mandu itu melepas pelukan sahabatnya, matanya agak memelototi sahabatnya tadi.

"Kalau ada yang menggetarkan hatiku lagi, hihi.. Bye, semoga ibadahmu menyenangkan" wanita yang berambut blonde tadi pun berlari meninggalkannya.

"Huhhffhh.. Sama saja. Ya sudah, aku berangkat ya Rose? Mumpung hari sedang cerah juga, matahari nampak cantik, awannya rimbun, langitnya biru, aku suka"

"Memang dasar anak gunung, lihat langit indah langsung semangat"

"Aniya, langit selalu membuatku tenang, lagipula aku bukan anak gunung"

"Hahaha... Lalu apa kalau bukan anak gunung? Anak bukit?" masih bercanda, kedua sahabat itu saling melempar tawa dan ejekan.

"Anak manis, wlee.. Aku pergi"

"Nee.. Josimhae Jennie eonni"

"Santai, jangan lupa kumpulkan buku yang habis masa berlakunya pekan depan, Rose" titah wanita bernama Jennie tersebut, saat menutup pintu tokonya.

Peace ☆Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang