18. 🔸

3.4K 296 58
                                    

Ambil baiknya, buang buruknya !!!

Take your time to reading, enjoy it !!! 🍵🧸

Keep VOTING !!!

--------------------------------------------------------------

Lisa POV🌸

Hujan masih deras, tak jarang aku mengalami kesulitan dalam melihat arah jalan. Karena berembun oleh cuaca yang dingin menyejukkan, kaca mobil sedikit buram ditambah gelapnya warna kaca dasar.

Jennie sedang tidur di sampingku, tangannya memeluk diri sendiri seperti dingin kelelahan, padahal aku sudah menghidupkan penghangat suhu di mobil Jennie, namun tetap saja aku juga merasakan apa yang Jennie rasakan, yap cukup dingin.

Sudah dua jam lebih kami di perjalanan, berhenti sejenak untuk mengisi perut.

Tadinya aku hampir lupa kalau kita sedang di mobil, dan hampir melakukannya, begitupun Jennie. Tapi untungnya aku dapat menahan godaan hujan yang sangat mendukung ini. Memang hujan-hujan seperti ini enaknya menghangatkan diri bukan? Seperti memasak ramyeon, atau memeluk Jennie, hihi... Bercanda.

"Ahh.. Jaraknya sudah dekat. Bangunkan tidak ya? Tapi aku tidak tega jika harus membangunkannya saat melihatnya tertidur pulas seperti ini"

Tapi jika aku tidak membangunkannya, aku tidak tahu tempatnya, dan takutnya berbuat salah. Huhhffhh.. Pilihan yang cukup sulit. Semoga Jennie tidak marah.

"Sayang.. Sayangku? Kita sudah sampai sayang" aku berusaha membangunkannya dengan lembut, agar dia juga tidak terkejut.

Pipinya yang menggemaskan sedang kubelai, dan demi membangunkannya aku juga memanggilnya di dekat telinganya.

"Baby Jen.." dia masih tak kunjung bangun. Terpaksa aku menepi di pinggir jalan. Kutarik dia perlahan untuk kukecup bibirnya.

"Emh.. Mmmch..ahh... Hon.."

"Bangun dulu hihi.. Maafkan aku.."

"Eoh? Wae? Aku ketiduran ya hon? Mianhae... Em? Mianhae honey.."

"Aih.. Gwenchana baby" dia malah merasa bersalah, padahal aku yang jelas-jelas bersalah.

"Kenapa kita berhenti sayang?"

"Kita sudah dekat sayang, tapi aku takut jalannya salah. Makanya aku harus membangunkanmu. Maaf ya?"

"Tidak apa-apa hon, kita sudah di distrik?"

"Sepertinya" aku memang tidak hafal daerah ini.

"Ahh.. Aku kenal jalan ini. Lurus ke depan sampai bertemu pertigaan, setelah itu baru kita belok kanan dan ikuti jalan yang sama"

"Arasseo, kita jalan lagi"

"Nee.." ucapnya sembari menggenggam tanganku. "Gomawo.. Mmmm"

"Mwo? Kenapa? Kenapa kau berterima kasih baby?"

"Karena kau sudah menyetir sejauh ini"

Peace ☆Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang