9. 🔹

2.8K 339 54
                                    

Ambil baiknya, buang buruknya !!!

Take your time to reading, enjoy it !!! 🍵🧸

Keep VOTING !!!

--------------------------------------------------------------

Tiba di toko buku, tepat pukul 11 malam mereka naik ke tempat yang dianggap apartemen Jennie, yang berada di lantai 2 toko buku.

"Em.. Kau tidur di kamar itu, aku di kamar ini ya? Pinnya 6969"

Tanpa jawaban Lisa hanya mengangguk lalu memasuki kamar yang ditunjuk Jennie.

"Kenapa dia langsung masuk begitu saja? Apa dia tidak memikirkan posisiku? Iiih dasar Lisa aneh! Katanya kau ada rasa! Tapi cuek sekali padaku!" jual mahal, padahal hatinya jelas menginginkan keberadaan Lisa di dekatnya, dasar Jennie.

"Huhhffhh.." Jennie menekan pinnya, dan langsung membanting pintu apartemennya dengan cukup keras.

BRUG!!!

Sampai membuat Lisa keluar untuk mengecek kamar yang berada di seberangnya itu. Kamar yang Lisa tempati dan kamar Jennie hanya berjarak 5 langkah, ia melangkah dan menekan bel, lalu mengetuk pintu kamar Jennie.

"Jenn.. Jennie? Kau tidak apa-apa? Kau baik-baik saja 'kan?" tanya Lisa dari luar sambil terus mengetuknya.

"Ada apa?" Jennie keluar membuka pintu dengan wajahnya yang datar. Ia menatap Lisa dengan racauan dalam hatinya yang masih kesal.

"Kenapa membanting pintu keras sekali? Itu terdengar sampai ke dalam sana, ada apa?"

"Tidak ada apa-apa. Sana pergi tidur!"

"Kau yakin tidak apa-apa?"

"Iya.. Pergilah" dasar menyebalkan! - Jennie.

"Hm, baiklah. Selamat tidur Jennie"

"Em, Kau juga"

"Kau marah? Jika kau tidak suka aku di sini, aku akan pulang." Lisa hendak berpamitan pada Jennie namun Jennie segera menarik tangan Lisa.

"Kajima! Ih! Kau menyebalkan, Lisa! Sangat menyebalkan" lirihnya lalu menunduk, masih gengsi.

"Tapi kau ketus sejak tadi aku tanya, kenapa Jennie? Jika aku ada salah, kau katakan saja. Dan jika keberadaanku membuatmu tidak nyaman, aku bisa pulang, hm?" tanya Lisa dengan lembut, namun heran itu membuat Jennie terisak dan menangis sekarang.

"Jennie, kau kenapa?" masih berteka-teki pikiran Lisa, saat Jennie menggelengkan kepalanya lalu memukuli dada Lisa laun.

"Kau bilang kau menyukaiku! Kau juga bilang kau akan menungguku sampai Tuhan mengizinkan kita bersama! Tapi.. hiks.. Kau acuhkan aku begitu kita sampai di sini. Hiks.. Kau bilang kau ingin menjagaku! Kau khawatir jika aku pulang sendiri malam-malam, tapi kau malah langsung masuk tanpa memikirkan keberadaanku? Kau tega! Kau jahat sekali padaku. Hiks.. hiks.."

Lisa memeluk Jennie, mendekapnya erat. Ia tersenyum dengan perasaan yang sudah bercampur aduk rasanya. Ia bahagia, sedih, namun juga takut Jennie merasa terluka oleh sikapnya.

Peace ☆Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang