BHS | 34

63.9K 6.9K 2K
                                    

Jangan lupa baca A/N di bawah!😚

Enjoy!💙

Baru saja Reagan turun dari lantai dua, ia langsung disambut oleh bau harum yang menggugah selera

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Baru saja Reagan turun dari lantai dua, ia langsung disambut oleh bau harum yang menggugah selera. Laki-laki itu mempercepat langkahnya, dan mendapati sosok Sesil sedang membuat kue sendirian di dapur.

Reagan tak mengatakan apa pun, begitu pula Sesil saat pandangan mereka bertemu. Gadis itu langsung kembali melanjutkan kegiatannya tanpa repot-repot menyapa Reagan.

"Sejak kapan lo pulang?"

"Sejak kemarin, waktu kamu main pangku-pangkuan sama Sarah." Begitu jawaban Sesil. Reagan menatap Sesil dengan pandangan yang tak bisa diartikan. Ia cukup terkejut saat mendengar jawaban yang keluar dari mulut istrinya. Apalagi, Sesil mengungkit perihal 'pangku-pangkuan' itu dengan begitu santai.

Mata Reagan tak lepas dari sosok Sesil yang mulai berjalan menuju ruang makan. Gadis itu mempersiapkan sarapan untuk Reagan, lalu dengan gerakan mata, ia menyuruh Reagan untuk duduk dan makan. Dan sialnya, kali ini laki-laki itu menurut.

Keduanya sarapan dalam diam. Lagi-lagi, Reagan merutuki dirinya sendiri karena merasa aneh dan tidak biasa dengan Sesil yang seperti ini. Laki-laki itu melirik Sesil sesekali. Sebuah pertanyaan sudah berada di ujung lidahnya, tetapi ia tak bisa mengeluarkannya.

Akhirnya, setelah sarapan, Reagan pun bangkit untuk berangkat kerja. Baru beberapa langkah Reagan keluar dari rumah, suara Sesil menahannya.

"Reagan." Tubuh Reagan refleks langsung berbalik dengan begitu cepat.

Sesil menatap Reagan lamat-lamat. Ia berjanji pada dirinya sendiri, bahwa ini yang terakhir.

"Kamu bener-bener nggak ada perasaan sedikitpun buat aku?"

Reagan tak langsung menjawab. Laki-laki itu diam, sibuk berperang dengan dirinya sendiri. Hingga hampir dua menit Reagan tak menjawab, Sesil akhirnya kembali bersuara.

"Lupain aja. Aku masuk dulu." Sesil langsung kembali ke dalam, tanpa menunggu jawaban Reagan.

Your silence says it all, Reagan, batin Sesil.

***

Sejak hari itu, Sesil menghilang.

Gadis itu tak pernah lagi terlihat di rumah. Semua oven dan alat-alat untuk membuat kue yang biasa memenuhi dapur, semuanya tidak ada. Reagan berusaha menahan dirinya untuk tidak mencari tahu. Tidak, bukan karena Reagan tidak ingin Sesil pergi. Reagan hanya bingung.

Selama kepergian Sesil, Reagan tidak pernah makan di rumah. Tak ada yang memasak untuknya, dan Reagan tidak keberatan. Laki-laki itu lebih banyak menghabiskan waktunya di luar, bersama Sarah.

Hari ini, Reagan baru tiba di rumah pukul sembilan malam. Ia baru saja mengantarkan Sarah ke apartemen gadis itu. Begitu Reagan keluar dari mobilnya, ia langsung mendapati sosok Sesil keluar dari taksi.

BEHIND HER SMILE ✓ [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang