BHS | 25

45K 4.1K 896
                                    

Sudah dua minggu berlalu sejak Sarah mengetahui perihal statusnya sebagai selingkuhan Reagan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sudah dua minggu berlalu sejak Sarah mengetahui perihal statusnya sebagai selingkuhan Reagan. Dan sejak dua hari yang lalu, ia dan Reagan sudah berbaikan. Keduanya sudah kembali mesra layaknya sepasang kekasih, seolah melupakan keberadaan dan perasaan Sesil begitu saja.

Bagaimana Sarah tidak luluh? Setiap hari, Reagan benar-benar berusaha untuk menunjukkan betapa dirinya mencintai Sarah. Reagan tak pernah menyerah, meski Sarah terus mengusir dan menolaknya. Laki-laki itu tak pernah absen menjemput dan mengantarkan Sarah berangkat dan pulang, membawakan gadis itu sarapan dan makan malam, serta tak pernah berhenti menelepon dan mengirimkan pesan. Entah hanya sapaan, atau untuk mengingatkan agar Sarah tak melupakan makan siangnya.

Pagi ini, seperti biasa, Reagan menjemput Sarah. Namun bukan untuk bekerja, mengingat hari ini adalah hari Minggu. Ia menjemput Sarah untuk pergi berkencan.

"Pagi," sapa Reagan. Sarah langsung berlari dan menubruk tubuh Reagan, lalu memeluk laki-laki itu mesra. Jantungnya berdegup semakin cepat saat ia merasakan kecupan di puncak kepalanya.

Reagan memang tak pernah gagal membuat kupu-kupu beterbangan dalam perutnya.

"Pagi," balas Sarah. "Kangen," tuturnya manja.

"Sama, dong." Lalu, keduanya tertawa.

Reagan membukakan pintu untuk Sarah, lalu memutari mobil, dan duduk di kursi kemudi. Tak butuh waktu lama, hingga laki-laki itu mulai menjalankan mobilnya, menyatu dengan kendaraan lain membelah jalanan kota Jakarta yang padat.

"Hari ini kita mau ke mana?" tanya Sarah. Tangan keduanya saling bertautan, sesekali Reagan mengecup punggung tangan kekasihnya penuh sayang.

"Bandung, mau?"

Sarah langsung menganggukkan kepalanya antusias. "Mau! Aku liat ada cafe baru di Instagram. Mau ke sana, nggak? Sekalian liat-liat, kali bisa jadi referensi untuk cafe aku."

"Iya, Sayang," balas Reagan lembut.

Keduanya tiba di Bandung kurang lebih dua jam kemudian. Destinasi pertama yang mereka tuju adalah cafe yang Sarah katakan tadi.

Begitu turun, Sarah langsung dibuat kagum oleh bangunan yang menjulang di hadapannya. "Bagus banget," gumamnya. Reagan terkekeh pelan sebelum mencuri kecupan di pipi gadis itu, membuat Sarah tersentak kaget.

"Jangan cium tiba-tiba!" protes Sarah. Reagan hanya tersenyum gemas. Ia merangkul Sarah, membawa gadis itu masuk ke dalam.

"Selamat pagi, untuk berapa orang, Kak?"

"Dua," jawab Reagan. Pelayan pun mengantarkan mereka menuju meja yang masih kosong di lantai dua. Reagan memang sengaja minta untuk ditempatkan di tempat yang sepi, guna menghindari kemungkinan akan bertemu dengan orang-orang yang mengenal keluarganya.

Sudah hampir setahun mereka bersama, Reagan tak pernah membawa Sarah pergi ke tempat ramai seperti mall atau restoran yang biasa dikunjungi keluarga, kerabat, atau teman-temannya. Ia benar-benar menutupi semuanya dengan sangat apik, hingga bisa berhubungan dengan Sarah tanpa diketahui siapa pun, kecuali Sesil.

BEHIND HER SMILE ✓ [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang