BHS | 30

58K 5.2K 3K
                                    

"Yang, temenin aku belanja ke supermarket, yuk?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Yang, temenin aku belanja ke supermarket, yuk?"

Reagan langsung mengiyakan saja ucapan Sarah. Gadis itu tampak begitu antusias, ia berlari kecil kembali ke dalam kamarnya untuk bersiap. Tak lama, Sarah keluar dengan dompet dan ponselnya.

"Ayo."

"Ke supermarket yang gede itu mau, nggak? Yang baru buka," ajak Sarah. Saat ini, keduanya sudah berada dalam perjalanan. Reagan fokus menyetir, sedangkan Sarah sibuk bergelayut di lengan laki-laki itu.

"Rame, nggak?" tanya Reagan tanpa mengalihkan pandangannya dari jalanan.

Kedua sudut bibir Sarah tertekuk ke bawah. "Rame sih, kayaknya." Ia tahu, Reagan pasti akan menolak.

"Lain kali aja, ya, Sayang," ucap Reagan. Laki-laki itu mengusap puncak kepala Sarah lembut. Saat di lampu merah, Reagan menarik Sarah mendekat, lalu mencium kedua pipi gadis itu.

Sarah menghela napas. "Susah, ya, kamu masih punya istri. Kemana-mana nggak bebas," tutur Sarah tiba-tiba. Reagan menatap kekasihnya, merasa bersalah. Tetapi, tidak ada jalan lain. Ia tidak ingin mengambil risiko yang dapat menghancurkan nama baik keluarganya.

"Nanti, kalo aku udah cerai sama dia, kita bisa bebas kemana aja," ujar Reagan. Ia menarik kedua sudut bibir Sarah dengan jari telunjuk dan jari tengahnya. "Senyum, dong."

Sarah menarik kedua sudut bibirnya tipis, membentuk seulas senyum penuh keterpaksaan.

Lima belas menit kemudian, keduanya tiba di supermarket yang tak terlalu besar, tempat Reagan biasa membawa Sarah berbelanja. Gadis itu mulai mengambil troli, lalu mengeluarkan catatan belanja bulanan yang sudah disiapkannya.

Saat sedang menemani Sarah menyusuri rak tempat peralatan mandi berada, Reagan menangkap sosok yang tak asing baginya. Laki-laki itu memicingkan mata, berusaha memperjelas penglihatannya.

"Sayang, kamu kenapa?" tanya Sarah. Ia mengikuti arah pandang Reagan. "Itu istri kamu, kan?"

"Hm," jawab Reagan. Ia merangkul pinggang Sarah, lalu mendorong pelan tubuh gadis itu. "Udah, nggak usah diliatin."

Sarah pun menurut. Ia menatap sinis Sesil beberapa saat, sebelum kembali mengambil barang-barang yang diperlukannya.

Di sisi lain supermarket, Sesil sedang berbelanja kebutuhan rumah seorang diri. Ini sudah waktunya ia belanja bulanan, dan karena cukup jenuh di rumah, Sesil memutuskan untuk pergi ke supermarket yang agak jauh, sekalian refreshing. Hari ini, ia memang berencana menyiapkan pesanan di siang hari, karena hari ini ia khusus membuat pesanan untuk event perusahaan besar yang diadakan malam nanti.

Setelah membeli satu keranjang penuh, Sesil pun langsung membayar, lalu menunggu di depan supermarket sambil menunggu taksi online yang dipesannya datang. Pagi ini lalu lintas sepertinya cukup ramai dan padat, dan mengingat jalanan di kota Jakarta selalu macet, jadi Sesil harus menunggu sedikit lebih lama.

BEHIND HER SMILE ✓ [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang