"Reagan, bangun."
"Reagan."
Sesil terus menggoyangkan tubuh Reagan, berusaha membangunkannya. Namun Reagan terlihat sama sekali tak terusik, membuat Sesil menghela napas.
"Reagan, bangun. Udah jam tujuh. Kamu nggak ke kantor?" tanya Sesil lembut. Saat Sesil hendak kembali menyentuh lengan Reagan, laki-laki itu langsung menyentaknya kasar.
"Bisa diem?!" tanyanya tajam, membuat Sesil terkejut. Hanya sesaat, sebelum Sesil kembali menyunggingkan senyumnya.
"Akhirnya bangun juga," ucapnya. "Kamu nggak ke kantor? Udah jam tujuh, lho. Nanti telat."
Reagan melirik jam yang ada di nakas. Benar, sudah jam tujuh. Seharusnya, setengah jam lagi ia berangkat, karena jam kerjanya dimulai pukul delapan.
Laki-laki itu segera bangkit, membuang selimutnya asal, lalu berjalan menuju kamar mandi tanpa sedikit pun menoleh, seolah mengabaikan eksistensi Sesil.
Sepeninggal Reagan, Sesil segera merapikan tempat tidur, dan menyiapkan pakaian kerja untuk sang suami. Sudah satu bulan mereka menikah, setiap hari Sesil melakukan hal kecil ini untuk Reagan.
Tugas istri adalah melayani kebutuhan suami, bukan?
Setelah mempersiapkan pakaian kerja Reagan, Sesil segera turun ke dapur. Ia berniat menyiapkan bekal sarapan untuk suaminya, mengingat laki-laki itu sudah terlambat ke kantor.
Suara derap langkah kaki membuat Sesil menoleh. Ia tak terkejut saat melihat Reagan tak mengenakan baju yang ia siapkan di atas ranjang. Sesil menyiapkan kemeja biru, sedangkan Reagan memakai kemeja hitam. Dasi yang dipakai pun berwarna hitam, bukan biru dongker yang sudah Sesil siapkan.
"Reagan, tunggu bentar! Sarapan kamu lagi aku siapin!" teriak Sesil. Reagan tak menggubris. Bahkan menoleh pun tidak. Langkahnya terus terayun menuju tempat mobilnya terparkir.
Sesil mempercepat gerakannya saat mendengar suara mesin mobil. Setelah memastikan kotak makannya tertutup rapat, Sesil segera berlari ke luar, menyusul Reagan. Namun sayangnya, mobil laki-laki itu sudah berlalu sebelum Sesil sempat mendekat.
Gadis itu menghela napas. Ia kembali masuk ke dalam rumah dengan langkah gontai, meletakkan kotak makannya di meja makan, lalu pergi ke lantai dua menuju kamar, dan membersihkannya. Meski mereka memiliki asisten rumah tangga yang akan datang satu jam lagi, Sesil tetap membersihkan kamarnya sendiri. Menurutnya, kamar adalah privasi. Tidak sembarangan orang bisa masuk.
Seusai membereskan kamar, Sesil segera mandi. Karena ia sedang tidak ada rencana keluar, Sesil hanya mengenakan kaus rumah yang kebesaran dan celana sebatas paha. Rambutnya ia cepol asal-asalan.
Sesil mengambil ponselnya, lalu turun untuk menonton TV. Meskipun ada TV di kamar, entah mengapa Sesil lebih suka menonton di ruang tamu. Gadis itu berjalan menuruni tangga sambil mengetikkan pesan untuk Reagan.
KAMU SEDANG MEMBACA
BEHIND HER SMILE ✓ [TERBIT]
ChickLit‼️ PART SUDAH TIDAK LENGKAP ‼️ Pre order: 14 Mei 2022 - 28 Mei 2022 SPIN OFF "BETWEEN LOVE AND LIES" (Dapat dibaca terpisah) Reagan terpaksa harus menikah dengan Sesil, gadis periang yang sama sekali tak dicintainya. Bukan rasa cinta yang tumbuh, me...