06

157 40 5
                                    

Begini kah rasanya memiliki seorang sahabat?

-Mallika Clarissta Richard-

HAPPY READING!❤️

Mallika mengernyit tak paham maksud kedatangan orang itu tak lain adalah Monica, Monica maju dan berhadapan dengan Mallika.

Ia menarik kedua sudut bibir Mallika menggunakan jari telunjuknya membentuk senyuman.

Lalu melepas jari telunjuknya kemudian menunjuk Mallika dan menggelengkan kepalanya, setelahnya memperagakan layaknya anak kecil yang menggosok-gosok matanya, terakhir dia menyodorkan jari kelingkingnya kepada Mallika.

Ya, itu adalah bahasa tubuh. Mengetahui Monica tunawicara, Mallika yakin arti dari bahasa tubuhnya tadi adalah

"Kamu, jangan menangis lagi. Janji?"

Mallika menepis kasar kelingking Monica. "Ngapain lo disini? terus siapa juga yang nangis?" ketus Mallika.

Monica kembali mencatat di lembar note book nya yang sudah ia robek, lalu menyerahkannya pada Mallika seraya tersenyum manis.

Tapi lagi dan lagi, Mallika menerimanya secara kasar, dan mulai membacanya.

Kamu bohong, inget yaa kalo butuh temen aku siap jadi temen kamu.

Mallika menatap Monica dalam setelah membaca isi pesannya, jika Mallika boleh jujur, ia ingin sekali menjatuhkan diri ke dalam pelukan Monica untuk meringankan beban yang ia simpan di hatinya.

Entah Monica bisa membaca pikiran orang atau memang keinginan hati nuraninya, tapi dia langsung memeluk erat Mallika meski tak dibalas oleh sang empu.

Mallika membiarkan Monica memeluknya sejenak, bahkan ia sempat menjatuhkan diri ke pelukan Monica yang ia akui seperti pelukan seorang kakak perempuan baginya.

Tapi itu hanya sebentar, karena dia langsung menarik diri dari Monica. Mallika mendorong kasar bahu Monica, ya Mallika berpikir agar tidak luluh kepada Monica.

Bukan hanya kepada Monica tapi kepada siapapun juga, karena jika ia luluh artinya lemah, dan jika lemah maka ia akan dipermainkan seperti nasibnya yang selalu dipermainkan takdir.

"Jauh-jauh lo dari gue, inget ya! sekali lagi lo berani meluk-meluk gue kek tadi. Gue jambak rambut lo," ujar Mallika mengacungkan telunjuknya.

Monica hanya tersenyum manis, ia melambaikan tangannya lalu bergegas pergi darisana.

Ia bahagia, meski Mallika tetap ketus padanya, tapi setidaknya Mallika tidak menangis seperti tadi. Jika kalian mengira tidak satu orang pun yang tahu Mallika menangis tadi, maka kalian salah.

Monica tahu karena kebetulan dia harus mengambil sesuatu di tasnya.

"Gue ga nyangka, meski gue udah bersikap kasar sama lo. Tapi lo tetep baik sama gue, coba kalo yang lain, auto ribut sekampung kita wkwk. Ishh apaan sih Mall. Kok lo malah mikirin si cupu ewh," gumam Mallika setelah kepergian Monica.

"Btw Sumedh ngapain ke sekolah ini? kan dia di jakut. Jangan-jangan mau nyemperin gueee," imbuhnya kegeeran.

Jakut : Jakarta Utara

***

"Jadi lo bakal pindah sekolah kesini, sekitar tiga bulan lagi gitu?" ujar Revan dan Sumedh hanya mengangguk mengiyakan.

Mereka ada di pojok sekolah tepatnya samping gudang yang sudah tak terpakai lagi, bukan lain maksud Revan mengajak Sumedh karena ketampanan Sumedh yang membuat kaum hawa tergila-gila padanya.

IT'S ME MALLIKA [END] '⁰¹'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang