12

138 31 36
                                    

Hal-hal manis seperti ini, sebuah pertanda atau hanya ajakan semata?

-Mallika Clarissta Richard-

HAPPY READING!❤️

Netra Sumedh tak juga berhenti mengedarkan pandangannya ke seluruh sudut kontrakan Mallika, alisnya mengkerut kala melihat foto seorang wanita yang dibingkai dan dipajang di dinding dekat ruang televisi.

Note : Ruang tamu bersebelahan dengan ruang tv/keluarga. Masih satu ruangan, hanya saja berbeda kutub. You know kutub utara and kutub selatan? Ya gitu.

Dengan perasaan yang amat penasaran, Sumedh berjalan mendekati foto itu. Ia hendak menyentuh foto itu tapi, tangan kecil dari seseorang memberhentikannya.

"Itu nyokap gue yang udah meninggal sejak gue umur 5 tahun," jelas Mallika yang sudah mengerti pergerakan Sumedh tadi.

Sumedh hanya mangut-mangut mendengarkan, lantas ia menurunkan tangannya disusul oleh Mallika.

Entah kenapa tiba-tiba penasarannya membuncahkan otaknya. Jadi, ia memutuskan untuk bertanya saja.

"Nyokap lo udah meninggal sejak lo kecil. Jadi lo tinggal sama siapa?"

"Gue sebatang kara dan hidup mandiri," sahut Mallika.

Sumedh mengernyit, apa maksud Mallika semua keluarganya sudah meninggal?

"Gue gapunya keluarga. Gue cuma punya mamah yang udah meninggal, dan tante. Tapi dia ada di Jakarta Utara," ujar Mallika seakan tau pikiran Sumedh.

"Jakarta Utara? Bukannya lo kerja di cafe deket sekolah gue dulu? Cafe Let Coffe?"

"Iya. Gue kerja disana supaya bisa ngecukupin kebutuhan hidup gue. Kalo ga, mana mungkin sekarang gue bisa sekolah."

"Lo 'kan suka malak?" Sumedh mengangkat satu alisnya.

Mallika gelagapan, bodoh kenapa tadi ia mau saja mengakui semua itu kepada Sumedh. Sekarang dia harus menjawab apaa?

"O-oh. Y-ya malak sih b-buat seneng-seneng aja. Eh maksudnya..." Mallika menggigit lidahnya.

Gblg lo Mall cerca Mallika dalam hati.

"Maksudnya?" tanya Sumedh.

"Ya daripada gabut terus baperin anak orang, mending malak. Hehehe," Mallika cengengesan.

Sumedh memutar bola matanya malas, lalu berjalan dan duduk di sofa ruang tamu Mallika. Jengah sekali menghadapi preman sekolah satu ini:v

"Sumedh!" panggil Mallika setelah menyusul Sumedh dan ikut duduk di sofa.

"Hmm," jawab Sumedh sambil bermain handphone.

"Kata Ara sama Revan. Lo jadi kulkas gini semenjak SMA doang, kok bisa?"

Sumedh tak menjawab, dia hanya mengangkat bahunya acuh.

Kenapa juga Mallika harus kepo tentang kehidupannya, siapa dia? Gara-gara deket sama Ara ya gini, penyakit kepo nya nular.

"Ck. Jadi orang tuh gaboleh dingin banget kek gitu Sum, eh kak Sumedh eh Sumedh halah kambing," celetuk Mallika.

Sumedh mendelik, enak saja orang ganteng gini dibilang kambing. Lalu Mallika memanggilnya kakak?

Aneh, mungkin Mallika stres. Biasanya juga tak pernah memanggil kakel dengan embel-embel kak. Huhh..

Sumedh kembali melanjutkan bermain handphonenya, sontak membuat Mallika mendengus kesal.

IT'S ME MALLIKA [END] '⁰¹'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang