10

175 33 28
                                    

Beruntungnya aku, yang bisa bertemu dengan wanita sepertimu!

-Mallika Clarissta Richard-

HAPPY READING!❤️

Bianca menahan tawanya melihat ekspresi terkejut Mallika, wanita paruh baya itu melepas genggamannya dan beralih meletakkan telapak tangannya untuk menutupi mulut.

I-ini serius? Sumedh? Si kakel es itu... suka sama gue? batin Mallika cengo.

Bianca membalikkan badannya dan terkejut mendapati Sumedh yang menatapnya nyalang dari atas tangga, karena tak sengaja melihatnya tadi. Sumedh sangat terlihat memendam kekesalannya, tapi malah membuat Bianca semakin tak kuasa menahan tawanya.

"Hahahaha." tawa Bianca pecah membuat kesadaran Mallika kembali.

Sementara Sumedh memutar bola matanya, lalu melanjutkan jalannya ke kamar yang tadi sempat tertunda karena ulah ibunya yang tak kalah jail dari Revan.

"T-tante kenapa?" tanya Mallika gelisah, sungguh dirinya malu jika alasan Bianca tertawa adalah ekspresinya tadi.

Bianca menghentikan tawanya dan kembali menghadap Mallika. "Clarissta, maafin Tante ya. Tante cuma mau goda kamu tadi," ucapnya diakhiri kekehan kecil.

"Maksud Tante?"

"Sumedh mana ada jatuh cinta, apalagi sama kamu yang baru dia kenal."

Bibir Mallika seketika melengkung ke bawah, ia pikir Sumedh benar-benar menyukainya tapi rupanya itu hanya godaan Bianca.

Tapi kenapa juga dia harus sedih? Apa pedulinya? Mallika menggelengkan kepalanya menepis pemikiran aneh itu.

"Ah hahaha, aku juga kaget pas Tante ngomong gitu." Mallika tersenyum kecil.

"Yakali kulkas kek dia jatuh cinta," imbuh Mallika memelankan suaranya.

"Iya. Sebenarnya Tante kenal kamu dari Revan hehe. Katanya kamu ini satu-satunya badgirl sekolah, yang suka ngelanggar peraturan hm? Bahkan suka ngajak kenalan Sumedh tapi ga digubris sama orangnya?" Bianca menaik turunkan alisnya.

"Adanya peraturan buat nyiksa sama maksa orang doang Tan, aku ga suka itu. Dan soal aku ngajak kenalan Su--Kak Sumedh, emm i-ya sih emang aku gapernah digubris sama dia. Tapi aku ga papa kok," sahut Mallika dan tak lupa sesekali menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

Bianca mangut-mangut, ia mulai kagum dengan gadis belia di hadapannya ini.

"Oh ya, mulai sekarang jangan panggil saya Tante ya. Panggil aja mamah," tutur Bianca disertai senyum hangatnya.

Jantung Mallika berdebar kencang, untuk kedua kalinya setelah Kaila, ada wanita lain yang menginginkan agar Mallika sebut sebagai ibunya sendiri.

Airmata terbentuk di sudut mata Mallika melihat senyum hangat Bianca, entah kenapa keibuan dalam diri Bianca dapat Mallika rasakan seperti keibuan dari Megan.

"M-Mamah." Ucap Mallika dengan suara bergetar, ia menahan tangisnya yang siap pecah.

Tidak mungkin seorang Mallika menangis di hadapan Bianca, apalagi prinsip Mallika yang tidak mau dianggap lemah oleh orang, membuat Mallika agar bisa menahan tangisnya itu.

"Sini," pinta Bianca seraya merentangkan tangannya agar Mallika masuk ke dalam pelukannya.

Tanpa basa-basi Mallika langsung menghempaskan tubuhnya ke dalam pelukan Bianca, pelukan hangatnya yang ia bisa rasakan persis seperti Megan.

Bahkan rasanya Mallika ingin selalu dalam posisi ini, ia menganggap Bianca sebagai ibunya mulai sekarang.

***

IT'S ME MALLIKA [END] '⁰¹'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang