31

82 30 25
                                    

Aku harap momen-momen manis seperti ini, bukan hanya menjadi kenangan tapi alarm masa-masa yang akan datang.

-Mallika Clarissta Richard-

HAPPY READING!❤️

Kelima bus tersebut sudah berjalan sekitar 2,5 jam dan sampai di tempat tujuan, usai diparkirkan semua murid dan guru yang ada di dalam bus itu langsung turun dan terpukau akan keindahan alam di depan matanya.

Banyaknya pepohonan, aliran air sungai dan kicauan burung yang terdengar jelas, ditambah suasana dan anginnya yang menyejukkan.

Mereka yakin, pasti akan betah untuk lebih lama berkemah tapi sayang waktunya terbatas.

Setelah menaruh barang-barang di dekat tendanya, semua murid saat ini tengah sibuk mendirikan tenda perkelompok, tak tertinggal Mallika dan Jesselyn juga.

Mereka berdua dibantu dengan satu orang lainnya, tengah memasang patok regu di depan tenda sebagai penunjuk tenda regu.

"Patok yang bener dong! Bisa ga sih?!" ujar Jesselyn pada Mallika yang tengah mematok dari bawah, menggunakan batu di tangannya.

"Nyenyenye, berisik lo Jaenab!" balas Mallika.

"Heh Suketi! Kalo ngomong difilter dulu, orang cakep gini dipanggil Jaenab!" seru Jesselyn dengan mata yang melotot, kesal tentunya.

Mallika rasanya ingin muntah mendengarnya, namun ia memilih acuh dan melanjutkan aktivitasnya.

Tok! Tok! Tok!!

"Akh!"

"Ehh Ristaa, kamu gapapa?" cemas satu temannya tadi, ia berjongkok dan melihat tangan Mallika yang tak sengaja terpatok batu sendiri.

"Gapapa, Del. Gue cuma ga sengaja ke patok aja, lo gausah cemas."

Temannya itu-- Adelia, menghela napas lega ia merupakan orang yang pendiam tapi sangat care terhadap sekitarnya. Maka dari itu, ia sangat khawatir Mallika kenapa-napa.

Jesselyn berdecak, "Alay, gitu doang juga!"

Mallika mendelik, tapi tak berniat membalas perkataan gadis itu. Sungguh malas, hanya akan membuang energi jika meladeni Jesselyn, pikirnya.

"Yaudah biar gue aja ya?" tawar Adelia, mendapat gelengan dari Mallika. "Gausah gue masih bisa, ga luka juga lagian."

Adelia ingin memaksa namun memilih menyerah, karena Mallika memang agak keras kepala biarkan saja.

Akhirnya, Mallika melanjutkan aktivitas mematok nya sedangkan Adelia yang memegang papannya dari atas.

Entahlah, Jesselyn hanya bisa mengomel padahal dirinya hanya diam melihat saja.

***

Tak terasa waktu berjalan cepat, sekarang sudah sore sekitar pukul 16.00. Semua murid telah dibagi tugas perkelompok, sesuai anjuran guru untuk bagian memasak dan mencari kayu bakarnya di hutan.

Dan kebetulan, dari sekian anggota murid hanya 3 orang dari perkelompok yang diizinkan mencari kayu bakar ke hutan yang letaknya tidak jauh darisana.

Mallika, Adelia, dan Jesselyn kembali bekerja sama untuk ke hutan. Oh atau tepatnya Mallika dan Adelia, karena Jesselyn hanyalah tuan putri yang suka memerintah.

IT'S ME MALLIKA [END] '⁰¹'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang