38

85 29 25
                                    

Kepergianku hanya sementara, percayalah.

-Mallika Clarissta Richard-

HAPPY READING!❤️

"Kalo gue mau pindah keluar negeri, dan berangkat nanti malem."

"L-lo serius?" tanya Ara tak percaya.

Mallika spontan mengangguk, "Gue harus berobat sekalian nenangin diri."

Ara dan Revan hanya bisa pasrah atas keputusan Mallika, mereka juga tidak bisa memaksa agar Mallika membatalkan keputusanya itu.

Berpisah dari sahabat memang bukan hal yang mudah, itu menyakitkan belum lagi ini adalah yang kedua kalinya setelah Monica.

Dan jika memang ini yang terbaik bagi Mallika, maka mereka juga akan mendukungnya.

Berbicara tentang Monica, entah kenapa beberapa bulan terakhir ini nomornya benar-benar sudah tidak aktif. Dia jadi sulit dihubungi, dan sepertinya ia berganti nomor.

"Apapun yang terbaik buat lo, gue sama Ara bakal tetep support. Semangat ya, get well soon," ujar Revan menepuk pelan bahu Mallika.

Oh iya, Revara sudah mengetahui mengenai penyakit Mallika semenjak Mallika dipenjara saat itu.

Karena tak jarang Mallika mengaduh kepalanya pusing, sehingga diperiksa oleh dokter dan Revara diberitahu tentang penyakitnya itu.

Awalnya mereka terkejut dan tentunya tidak percaya, tapi-- ah sudahlah memang ini faktanya maka mereka harus menerimanya.

"Thank you, Van!" Revan mengangguk.

"Kita boleh ikut nganter, Mall?"

"Gue rasa gausah. Maaf ya, tapi jujur kalo kalian ikut gue malah jadi berat buat ninggalin kalian," balas Mallika.

Ara menghela gusar, "Yaudah gapapa. Intinya lo harus kuat demi penyakit lo, okay?"

"Udah pasti."

"Kapan lo balik kesini lagi?"

Pertanyaan yang keluar dari mulut Ara itu membuat Mallika bingung, dia juga tidak tahu apakah benar akan kembali dan kapan? dia tidak tahu.

"Gue belum bisa mastiin, i'm so sorry!"

"Oke gapapa, sekarang lo mau ke ruang kepsek buat ngurus surat perpindahan lo kan pasti?" Ara menerka-nerka.

"Iyaa, gue sampe lupa tadi. Yaudah gue ke ruang pak botak dulu!"

"Anjir lo! Mau pindah aja sempet-sempetnya ngejek Pak Aris!" kata Revan.

"Gapapalah, gue jadi inget pas pertama kali sekolah disini. Posisinya itu lagi upacara, dan gue tanpa malunya jerit terus lo nyeret gue ke tengah lapangan. Alhasil gue dimarahin sama guru BK, pak botak, lo juga!" ujar Mallika bernostalgia.

"Hahaha iya! Yaudah kita ikut!"

Mallika mengangguk, tidak masalah lah. Itung-itung menghabiskan sisa waktu bersama. Akhirnya, mereka bertiga berjalan beriringan menuju ruang kepala sekolah.

IT'S ME MALLIKA [END] '⁰¹'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang