Pertemuan Rangga dan Divya berawal dari Divya yang tidak sengaja terkena bola basket dari Rangga. Bukan Rangga namanya jika dia mengaku bersalah, bahkan saat Divya terjatuh karena bola basket Rangga, dia tidak menolong untuk membawa Divya ke ruang UKS, jangankan membawa ke ruang UKS, membantunya berdiri saja tidak.
"Heh Rangga sialan, temen gue ni kena bola Lo, bantuin ke UKS" teriak Clarissa temannya Divya kepada Rangga.
"Gue peduli?" Ucap Rangga dengan santainya sambil memainkan bolanya.
"Biar gue aja" ucap Rean menghampiri Clarissa dan Divya.
Dengan gagah Rean menggendong Divya ala bridal style kearah ruang UKS.
"Sial, si Divya menang banyak, gue juga mau kali" ucap salah satu siswi yang melihat kejadian itu.
"Lo gak liat Divya pingsan, gak usah iri dulu kali" sahut siswi disampingnya.
*Dilapangan
Rangga masih saja merasa santai, tidak ada rasa kasihan sama sekali kepada Divya, tetapi dia merasa kesal karena Rean membela gadis itu.
"Lo gak punya hati, Ngga" ucap temannya, Raska.
"Nah bener itu, gue suka Lo gak punya hati" ucap Raffa sambil menepuk nepuk pundak Rangga.
"Yee si tolol" ucap Randi sambil menggeplak kepala Raffa.
"Mending Lo minta maaf deh, Lo kan tau Divya kesayangan guru, Lo mau masuk BK lagi" kata Rama dengan raut wajah yang tetap datar.
"Masuk BK doang kan? Yaudah si" kata Rangga dan langsung melanjutkan memainkan bola basketnya.
"Keras kepala Lo, sini" ucap Raska dan langsung menarik tangan Rangga kearah ruang UKS, tidak lupa juga temannya yang lain mengikuti dari belakang.
Saat perjalanan menuju UKS, tangan Rangga masih dipegang oleh Raska, tetapi hal itu tidak membuatnya marah atau lain sebagainya. Para siswi disepanjang koridor teriak dan berbisik ketika melihat kelima pangeran sekolah itu.
*Ruang UKS
Pintu ruangan terbuka secara kasar, Clarissa dan Divya sampai kaget mendengar pintu yang dibuka secara kasar itu. Tetapi tidak dengan Rean, karena dia tau jika itu ulah kelima temannya.
"Belum bangun?" Tanya Raska.
"Lo gak liat dia duduk tu?" Bisik Raffa kepada Raska.
"Eh Div, Rangga mau minta maaf katanya" ucap Randi to the point.
"Kapan gue bilang gitu?" Kata Rangga yang langsung menoleh kearah Randi.
"Minta maaf aja kali, ribet amat Lo" kali ini Rama yang berbicara.
"Gue minta maaf" kata Rangga dengan ogah ogahan.
"Yang ikhlas minta maafnya" sinis Clarissa.
"Div, gue minta maaf" ucap Rangga dengan ekspresi wajah yang dibuat buat.
Divya hanya tersenyum sambil menggeleng gelengkan kepalanya, "Iya gapapa, gue maafin" ucap Divya.
✨✨✨
"Ranggaa" teriak Divya dari kamarnya.
"Apaan?" Jawab Rangga dengan halus.
"Handphone gue manaa" teriaknya lagi.
"Ruang tamu" balas Rangga.
✨✨✨
AYO DIBACAA, JANGAN LUPA TINGGALIN JEJAK..
SEE YOU GUYSS
KAMU SEDANG MEMBACA
RAVYA
Teen FictionDivya alveana, seorang gadis cantik, pintar, pemberani, dan berprestasi yang tidak pernah bolos atau mendapat masalah disekolahnya. Sampai akhirnya dia bertemu dengan Randyka Rangga Wijaya, seorang laki laki sangar, tukang pembuat onar, dan dia juga...