Randyka Rangga Wijaya

2K 63 34
                                    

Dari kejadian tadi disekolah, Divya diantar pulang kerumahnya oleh Rangga, dan tentu saja itu perintah dari teman temannya.

Dalam perjalanan pulang, Divya hanya berbicara untuk memberi petunjuk jalan menuju rumahnya kepada Rangga, tidak ada topik lain lagi.

Sampai didepan rumah yang lumayan besar, Rangga memberhentikan mobilnya dan Divya langsung menoleh kearah Rangga.

"Ngapain liatin gue?" Tanya Rangga dengan wajah datarnya.

"Siapa juga yang liatin Lo, btw thanks udah nganter gue" ucap Divya seraya membuka pintu mobil dan turun dari mobil.

"Gue terpaksa kali, masuk Lo sana kerumah Lo" ucap Rangga, setelah itu langsung melajukan mobilnya dengan kecepatan rata rata menuju kerumahnya.

✨✨✨

Sampai Rangga dirumahnya, dia langsung memasuki kamarnya tanpa menyapa bunda dan adik laki-lakinya yang sedang berada disofa ruang tamu.

Tidak heran lagi bagi mereka, karena Rangga memang selalu seperti itu setiap harinya.

"Ranggaa, makan siang dulu nak" teriak bundanya. Luna.

"Iya, Bun" balas Rangga dari dalam kamarnya.

Rangga menuruni tangga dan langsung duduk dikursi meja makan.

Hanya terdengar suara dentingan sendok dan piring, tidak ada yang mau memulai pembicaraan, dirasa suasana sangat canggung, Lion memulai pembicaraan.

"Rangga, Lo kenapa si?" Tanya Lion, Lionel Wijaya adiknya Rangga.

"Kagak kenapa napa bang" balas Rangga, seakan akan dialah yang menjadi adiknya.

"Sorry, maksud gue Bang Rangga" jawab Lion sambil cengar cengir.

Luna hanya diam dan sesekali tersenyum melihat kedua putranya akur, walaupun itu hanya bersifat sementara, lalu setelah itu berantem lagi seperti kucing dan anjing. Walaupun begitu, Rangga sangat sayang kepada adiknya.

"Halah, gimana sekolah lo?" Tanya Rangga kepada adiknya.

"Aman bang, ngapain Lo nanya sekolah gue? Mau jadi SMP lagi Lo?" Tanya Lion.

"Ngapain anjir, nanya aja gue" sahut Rangga.

"Rangga, jaga ucapan kamu" tegur bunda dengan halus.

"Mampus, marahin aja Bun" kompor Lion.

"Lion aja tu Bun marahin, jewer tu telinganya" balas Rangga tak terima.

Belum beberapa menit, tom and jerry sudah berulah. Bunda hanya bisa menggeleng gelengkan kepala sambil membawa piring bekas makan kewastafel untuk dicuci.

✨✨✨

Sore harinya, Rangga bersiap siap untuk pergi keluar rumah, kemana lagi jika bukan nongkrong diwarung mang Udin. Warung mang Udin sudah seperti tempat nongkrong favorit bagi Rangga dan kelima temannya.

Rangga langsung keluar rumah tanpa meminta izin kepada bundanya, dan adiknya juga tidak ada dirumah.

Sampai didepan pintu, mobil berwarna putih memasuki area halaman rumah, tidak perlu bertanya lagi itu siapa, Rangga sudah tau pasti itu ayahnya yang baru pulang dari kantornya. Baru saja Rangga memasuki mobilnya, sang ayah langsung menghampirinya.

RAVYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang