U

738 18 0
                                    

"Ikut gue sekarang!"

Novian menarik tangan Divya dengan paksa, Divya sudah memberontak sekuat tenaga, tetapi Novian tidak mau melepaskannya, hingga satu ide muncul di otak Divya, saat itu juga Divya langsung menggigit tangan Novian hingga genggaman tangan Novian terlepas, Divya juga langsung menendang kelemahan Novian hingga terjatuh lalu berlari sejauh mungkin. kejam memang, tetapi itu yang harus dia lakukan jika ingin terlepas dari Novian.

Divya langsung memasuki taksi yang sudah berhenti didepannya, Divya hanya menatap langit disepanjang perjalanan menuju rumah, entah berapa kali ponselnya berbunyi dan tertera nama orang tua dan juga kakaknya yang sengaja tidak dia jawab, sudah dipastikan mereka pasti sangat khawatir karena Divya tidak berpamitan saat pergi tadi.

Sampainya didepan rumah, Divya langsung turun, tapi sebelum dia memasuki rumah, tidak lupa dia membayar taksi tadi terlebih dahulu.

Divya masuk dengan keadaan sedikit kacau, jalan yang tidak fokus, dan matanya terlihat sembab akibat menangis di taksi tadi.

Jerry yang berada didepan pintu rumah pun kaget melihat keadaan Divya, apa apaan ini, apa yang terjadi terhadap adiknya ini.

"Divya? Lo kenapa?" tanya Jerry yang menghampiri Divya.

"Kak Jerry" panggil Divya dan langsung memeluk Jerry dengan sangat erat.

Jerry memeluk adiknya itu, apa yang sebenarnya terjadi, kenapa Divya bisa menangis seperti ini?

"Lo kenapa div?"

"Takut kak, gue takut.."

"Takut kenapa? tenang div, ada gue disini"

"Tolong jangan kasi tau mama sama papa"

"Iya, sekarang kita masuk dulu ya"

"Takut kak, ada mama pasti didalem"

"Mau digendong?"

Divya hanya mengangguk

"Manjanya"

Jerry langsung menggendong Divya dan kepala Divya ditenggelamkan di leher Jerry.

"Gimana Jerry? adik kamu bisa dihubungi?"

"Ini anaknya pulang ma"

"Syukurnya, Kenapa itu digendong?"

"Biasa, lagi manja sama kakaknya"

"Oalah, langsung anterin ke kamarnya jer"

"Iya ma"

Kedua orangtua Divya sudah lega sekarang. Jerry langsung mengantarkan Divya sampai dikamar ya dan mendudukkan-nya dipinggiran kasur yang berukuran sedang itu.

Jerry melihat kearah Divya yang masih menunduk, menyentuh wajah Divya dan membawanya agar melihat dirinya. dilihatlah wajah Divya dengan kedua mata yang sembab, habis menangis. Jerry langsung mengusap air mata yang kini mulai berjatuhan kembali. lalu Jerry melihat pergelangan tangan Divya yang lebam dan daerah lainnya yang merah merah, "tangan Lo kenapa?"

Divya masih terdiam dan Jerry membiarkan adiknya itu untuk menangis agar merasa lebih tenang nantinya, kepala Divya Jerry bawa untuk menyandar pada pundaknya.

"Nangis sepuasnya sampe Lo ngerasa lebih enakan, setelah itu harus cerita sama gue apa yang sebenarnya terjadi" ucap Jerry lembut.

Divya masih terdiam dan Divya mulai menggerakkan kepalanya untuk menjauh dari pundak Jerry dan mulai melihat mata Jerry.

"Kak, gue takut, gue gak mau temenan sama dia lagi" ucap Divya dengan rasa takut yang dia miliki.

Menurut Divya, Novian terlalu kasar terhadap perempuan sepertinya, Novian egois, Novian tidak memiliki perasaan, Novian harus mencapai keinginannya dengan cara bagaimanapun, Novian tidak mau berfikir bahwa tidak semua yang diinginkan bisa terjadi dan terkabulkan.

RAVYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang