BRAKK!!
Atriska dan kedua temannya terlonjak kaget mendengar gebrakan meja itu, mereka langsung berdiri didepan Rangga.
"Eh Rangga, bikin kaget aja si" ucap Atriska sehalus mungkin yang membuat Divya yang memperhatikan itu menjadi ingin muntah.
"Gak usah banyak bacot, Lo apa'in pacar gue?! Hah?!" Teriak Rangga didalam kelas itu yang membuat orang² berkerumun melihat dari jendela.
Divya hanya diam menyaksikan itu, tidak lupa juga dia melipat tangannya didepan dada.
Semua orang yang melihat lewat jendela dan sesekali menerobos masuk kedalam kelas hanya diam menyaksikan hal itu. Ini baru pertama kalinya Rangga membentak orang hanya karena seorang gadis yang posisinya sebagai pacar beberapa menit lalu.
Atriska dan kedua temannya hanya bungkam mendengar bentakan dari Rangga.
"Lo punya telinga gak si? Lo denger gue nanya apa?" Kini suara Rangga berubah menjadi halus tetapi tetap saja terkesan horor Dimata orang orang yang melihat itu.
"Emang sakit ni cewek, Lo gak dengerin gue, hah?!" Bentak Rangga, lagi.
Atriska hanya diam sambil menundukkan wajahnya menahan malu karena dilihat oleh banyak orang.
Divya segera menghampiri Rangga yang emosinya sudah hampir mencapai puncak dan langsung memegang lengannya guna menenangkannya.
Rangga menoleh kearah Divya dan dia menatap mata Divya lekat lekat. Setelah itu langsung melihat kearah Atriska lagi.
"Kalo Lo berani macem macem ke Divya yang posisinya jadi cewek gue, Lo berurusan sama gue" ucap Rangga dengan menekan kata cewek yang membuat Atriska meneguk ludahnya.
Setelah kejadian itu, semua orang dibubarkan dan memasuki kelas masing-masing, termasuk Divya yang diantar kekelasnya oleh Rangga.
✨✨✨
Jam istirahat kedua tiba, seluruh siswa yang mengikuti ekskul basket dipanggil untuk berkumpul dilapangan, termasuk Rangga dan kelima temannya karena mereka mengikuti ekskul basket.
Seluruh siswa yang dipanggil sudah berkumpul dilapangan bersama dengan guru yang akan mengumumkan sesuatu sudah berada didepan mereka.
"Selamat siang semua" ucap guru tersebut, pak Reza.
"Selamat siang, Pak!" Jawab seluruh siswa serempak.
"Jadi, tujuan bapak mengumpulkan kalian adalah untuk memilih siapa saja yang akan mengikuti lomba"
"Saya gak ikut kan pak? Males saya pak" ucap Rangga dengan satu tangannya dinaikkan.
"Kamu ikut, Rean, Rama, Randi, dan Adrian. Bapak juga sudah pilihkan siapa saja tim cadangannya salah duanya adalah Raska dan Raffa" ucap pak Reza.
Rangga hanya pasrah menghadapi cobaan ini.
"Baik pak" ucap Meraka semua.
"Jika tidak ada pertanyaan, bapak bubarkan. Selamat beristirahat dan siapkan diri kalian, latihan yang benar karena lomba akan dilaksanakan beberapa hari lagi, bapak yakin kalian bisa karena kalian sudah sering mengikuti lomba" jelas pak Reza, setelah itu dia membubarkan seluruh siswa ekskul basket.
Rangga dan kelima temannya berjalan menuju kantin karena masih jam istirahat.
"Cewek Lo noh" kata Raska sambil menunjuk Divya dengan dagunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAVYA
Teen FictionDivya alveana, seorang gadis cantik, pintar, pemberani, dan berprestasi yang tidak pernah bolos atau mendapat masalah disekolahnya. Sampai akhirnya dia bertemu dengan Randyka Rangga Wijaya, seorang laki laki sangar, tukang pembuat onar, dan dia juga...