"Kalian kenapa?" tanya Jerry.
Tidak ada jawaban dari Rangga, Jerry yang melihat itu nampak kebingungan, aneh, pikir Jerry.
✨✨✨
Divya sampai dirumah dengan keadaan kacau, rambut yang sedikit berantakan dan juga mata yang kini sudah terlihat sangat sembab akibat menangis.
Divya langsung memasuki kamarnya tanpa menggubris panggilan dari mamanya yang baru saja keluar dari daerah dapur.
Divya langsung mengunci pintu kamarnya dan berbaring diatas kasur dengan keadaan kacau itu.
"Ngapain sih gue nangis gara gara cowok? emang gue perduli sama perjodohan ini? emang dia siapa sampai bentak bentak gue? mama, papa, kak Jerry aja gak pernah bentak gue, sedangkan tadi Rangga bentak gue?" monolog Divya dengan air mata yang terus berjatuhan tidak mau berhenti.
Disisi lain. Rangga baru saja sampai dirumah dan langsung menghampiri kedua orangtuanya yang kebetulan sedang berada dirumah.
"Perjodohannya batal, gak ada yang mau nikah"
Kedua orang tua Rangga kaget mendengar ucapan dari putranya itu.
"Kenapa sayang? Kenapa kamu ngomong gitu?" ucap Luna, bundanya.
"Iya kamu kenapa nak, ayah memang tidak memaksa kalian untuk segera menikah, tapi ayah sangat berharap kalian bisa menikah, tapi kembali lagi pada keputusan diri kamu sendiri" ucap Randi, ayahnya.
"Bun, Rangga salah gak kalau Rangga cemburu?"
"Engga, cemburu itu wajar kalau kita memang terikat pada suatu hubungan"
"Rangga berlebihan bunda, Rangga bentak Divya, keceplosan, kebawa emosi" ucap Rangga dengan nada yang sedikit melemah.
"Itulah pentingnya mengontrol emosi, Rangga harus minta maaf sama Divya"
"Divya udah gak mau lihat Rangga lagi, perjodohannya gak usah dilanjutin, Rangga gak mau nyakitin Divya lebih dari ini"
"Yasudah, nanti ayah bicarakan dengan papanya Divya"
"Rangga kekamar dulu"
Rangga langsung berjalan menuju ke kamarnya dan dengan tidak sengaja dia berpapasan dengan adiknya.
"Loh, bang Rangga kenapa"
"Diem lo cil"
"Ah ilah, mentang mentang lebih gede Lo"
Rangga tidak menggubris ucapan Leon, dan langsung menuju ke kamarnya.
✨✨✨
Pagi harinya, Rangga bersikap seolah olah tidak terjadi apapun sebelumnya, begitu pula dengan Divya. Rangga bersekolah seperti biasanya, saat berpapasan dengan Divya, Rangga mencoba seolah olah dia dengan Divya tidak pernah mempunyai hubungan, tampak asing, tapi ada harapan besar didalam hati Rangga yang paling sangat dalam, Rangga dan Divya terlalu gengsi untuk mengakui apa yang mereka inginkan, hingga seperti sekarang kejadiannya, ada banyak kalimat kalimat yang berlarian dipikiran mereka, akan kah mereka berdua usai sampai disini? tidak bisa kah mereka memperbaiki agar kembali seperti semula lagi? ah sudahlah, ini keputusan mereka berdua.
Sudah hampir memasuki hari ke empat mereka tidak berinteraksi sama sekali, bahkan kedua orang tua mereka tidak pernah membahas hal itu lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAVYA
Teen FictionDivya alveana, seorang gadis cantik, pintar, pemberani, dan berprestasi yang tidak pernah bolos atau mendapat masalah disekolahnya. Sampai akhirnya dia bertemu dengan Randyka Rangga Wijaya, seorang laki laki sangar, tukang pembuat onar, dan dia juga...