Setelah Jerry melihat kepergian adiknya itu, Jerry langsung menuju kedalam rumah dan langsung menghampiri mamanya yang sedang berada pada area dapur.
"Ma"
"Iya je, ada apa?"
"Divya keluar sama siapa?"
"Sama temen kelas katanya"
"Terus mama kasi gitu aja mereka keluar?"
"Mama batasin waktunya Jerry"
"Sama aja ma, gimana kalau dia nyelakain Divya?"
"Pikiran kamu jauh Jerry, dia itu temannya Divya, gak mungkin dia nyelakain Divya"
"Mama kan gak tau dia gimana aslinya, Jerry rasa Jerry tau siapa yang diajak Divya, wajahnya familiar ma"
"Temen kamu dulu mungkin?, kan umur kamu sama Dia kayaknya gak jauh jauh banget, kayak sama Divya"
"Gitu kayaknya ma, yasudah Jerry kekamar dulu, semoga Divya aman ya ma"
"Iya sayang, Divya pasti baik baik aja"
✨✨✨
Disini Divya sekarang, disebuah kafe yang jaraknya lumayan jauh dari rumahnya. suasana kafe tidak begitu ramai, bisa dihitung jari berapa orang yang ada di kafe ini, entah apa alasan Novian memilih kafe ini, bahkan Divya sama sekali belum pernah pergi ke kafe ini.
Divya mengikuti langkah Novian saat memasuki area kafe. sampailah mereka di ruangan yang hanya menyediakan sebuah meja dan dua kursi, dengan hiasan bunga yang begitu indah. Divya rasa ini semua sudah direncanakan dari jauh jauh waktu, karena sangat tidak memungkinkan untuk menyiapkan ini secara dadakan.
"Nov, apa maksud semua ini?""Duduk div, kita makan dulu"
Divya tampak ragu untuk menghampiri kursi itu. tidak, ini bukan kafe biasa yang sering dia kunjungi seperti yang lainnya, melainkan ini seperti restoran kelas atas yang bisa dibilang begitu mewah.
Mau tidak mau, Divya duduk dikursi dan dibantu dengan Novian, setelah itu Novian duduk didepan Divya.
Mereka makan dengan tenang, hanya ada suara alunan musik yang dibunyikan melalui alat musik piano disebelah kiri Novian. dan juga dentingan alat makan dari keduanya.
Saat semuanya selesai, Divya terdiam melihat pemandangan yang ada disana, ditambah dengan situasi dia saat ini, sedikit deg deg an. Novian tidak mencoba untuk mengungkapkan perasaannya kan? tidak mungkin Novian suka terhadap dirinya kan? banyak pemikiran pemikiran seperti itu yang bermunculan dibenak Divya.
Atmosfer disini terasa dingin, canggung untuk mengucapkan sebuah kata sekalipun, bahkan untuk bernafas saja harus pelan pelan agar tidak terdengar.
Novian mengambil sebuah kotak kecil yang dia bawa di kantong jaketnya, lalu dia tunjukkan kepada Divya.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAVYA
Teen FictionDivya alveana, seorang gadis cantik, pintar, pemberani, dan berprestasi yang tidak pernah bolos atau mendapat masalah disekolahnya. Sampai akhirnya dia bertemu dengan Randyka Rangga Wijaya, seorang laki laki sangar, tukang pembuat onar, dan dia juga...