"Div"
"Hah? Lo ngomong? sama gue?"
"Ya cuma ada Lo disini"
"Lo sehat kan?"
"Sehat"
"Anjir, tumben amat Lo ngomong panjang. belum panjang juga si, tapi kok?"
"Oh"
Divya hanya tersenyum paksa mendengar ucapan terakhir Novian.
"Oh iya, Lo mau ngomong apa tadi pas manggil gue?"
"Gue cuma-" ucapan Novian terpotong dengan panggilan Clarissa yang baru saja datang.
"Haloo gaisss, udah lama ya? sorry tadi macet" ucap Clarissa yang menghampiri kedua temannya itu.
"Lama Lo" ucap Divya kepada Clarissa, lalu menoleh lagi kearah Novian. "Eh Lo mau ngomong apa tadi nov?" ucapnya.
"Gak" ucap Novian lalu kembali membaca buku untuk mencari materi yang akan mereka kerjakan.
Divya bingung, Novian berubah lagi? dingin lagi? yah begitulah isi kepala Divya.
Mereka bertiga mengerjakan apa yang harus dikerjakan dengan serius tanpa adanya bercanda karena deadline sudah dekat.
Mereka mengerjakan hingga bulan yang sudah hampir menggantikan posisi matahari, yang artinya sudah mulai gelap.
Clarissa bangkit dari duduknya dan beranjak untuk meninggalkan tempat itu. "Eh gue balik sekarang ya"
"Loh? sekarang banget nih?" tanya Divya.
Novian? laki laki itu masih sibuk dengan bukunya.
"Iya, mau ikut Lo?" tanya Clarissa sebelum dia meninggalkan tempat itu.
"Enggak deh, gue dijemput"
"Yakin?"
"Iya, gue udah chat tadi"
"Okedeh, gue duluan ya. Nov, duluan"
Novian mengangguk dan Divya melambaikan tangan kepada Clarissa. hingga gadis itu benar benar menghilang dari hadapan Divya dan juga Novian.
Kini hanya tersisa Divya dan Novian. Divya sedikit merasa kedinginan karena pakaian yang dia gunakan tidak begitu membuat hangat. Divya tetap diam menunggu kedatangan kakaknya itu, begitupun dengan Novian yang masih diam ditempatnya.
"Gak pulang, Nov?" tanya Divya.
"Nunggu Lo"
"Oh Lo nunggu gue? ngapain? kalo Lo mau pulang duluan, gapapa kali" ucap Divya.
"Lo cewek, kalo ada apa apa gimana? udah Lo diem aja, gue tunggu sampe Lo dijemput" jawab Novian.
"Lo sehat kan Nov? asli gue speechless liat Lo begini"
"Gue sehat, gue cuma gak mau Lo kenapa napa"
"Yaudah Lo ajak gue ngobrol dong, jangan fokus buku terus"
Novian langsung menaruh bukunya diatas meja dan menatap mata Divya dalam dalam.
"Dari tadi juga gue ajak Lo ngobrol"
"Eh, ya iya juga si"
"Emm"
Novian hanya berdehem dan pergi dari tempat duduk untuk memesan makan dan minuman lagi.
Divya hanya diam menunggu Novian dan sesekali melihat kearah ponsel, takutnya ada pesan masuk, karena Divya silent ponselnya, jadi tidak akan terdengar jika ada telepon ataupun pesan masuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAVYA
Teen FictionDivya alveana, seorang gadis cantik, pintar, pemberani, dan berprestasi yang tidak pernah bolos atau mendapat masalah disekolahnya. Sampai akhirnya dia bertemu dengan Randyka Rangga Wijaya, seorang laki laki sangar, tukang pembuat onar, dan dia juga...