Divya menuruni anak tangga dengan setelan Hoodie dan celana panjang yang dia kenakan. Divya menghampiri mamanya yang sedang menyiapkan makan malam dimeja makan dan ditemani dengan Jerry yang sedang duduk di salah satu kursi.
"Mau kemana sayang?" tanya mama.
"Mau ke supermarket ma" jawabnya.
"Gue anterin ya" ucap Jerry.
"Gak usah kak, gue sendiri aja, lagian deket"
"Gue anterin aja, Lo jangan ngeyel, gue gak mau Lo kenapa kenapa"
"Aman kak, Deket, supermarket depan doang" kekeuh Divya.
"Yasudah, jangan lama lama, ini udah malem" ucap mama.
"Oke ma, Divya berangkat ya"
"Hati hati sayang"
Divya berjalan menyusuri jalanan yang hanya dihiasi dengan lampu lampu yang terpasang disepanjangnya.
Sampainya Divya di supermarket, Divya langsung masuk dan membeli keperluan keperluan yang dia butuhkan.
Divya menyusuri rak rak mencari cari yang sedang dia butuhkan. salah satu barang yang dia cari tidak bisa dia jangkau karena berada ditempat yang jauh lebih tinggi darinya.
Divya terus mencoba untuk mengambilnya, tetapi hasilnya nihil, dia sudah pasrah dan hendak memanggil salah satu pegawai disana, tetapi aksinya dihentikan dengan sebuah suara.
"Mau ngambil yang ini"
"Eh, iya"
"Nih"
"Makasi ya. kakak ngapain disini?"
"Gue? gue nyari keperluan buat bunda dirumah"
"Ohh" Divya mengangguk nganggukkan kepalanya.
"Lo sama siapa? dianter Jerry?"
"Eh, engga kak, gue sendiri"
"Mau bareng gue pulangnya?"
"Gak usah kak, nanti bunda kak Mahen nyariin, gue bisa sendiri kok"
Dia, Mahen. Salah satu tetangga Divya sekaligus teman kakaknya, Jerry. Mahen sangat ramah dan katanya dulu dia sempat menyukai Divya, tetapi itu dulu, mungkin sekarang dia tidak lagi memiliki rasa itu karena interaksi mereka yang kurang dan juga jarang bertemu karena pekerjaan Mahen menjadi seorang dokter yang selalu pergi keluar rumah untuk mengunjungi pasien pasiennya.
"Yakin Lo gak mau ikut gue aja? ini udah malem div"
"Gue sendiri aja kak, makasi sebelumnya"
"Oke, gue duluan ya, see you!"
"See you, hati hati kak"
Mahen melambaikan tangannya sebelum dia benar benar meninggalkan Divya yang masih berkutat dengan list belanjaannya.
Selesai semuanya, Divya pergi ke kasir untuk membayar sebelum dia meninggalkan tempat itu.
Divya keluar, langit sudah sangat malam, jam sudah menunjukkan pukul 8 malam, Divya segera berjalan untuk menuju kerumahnya, kenapa dia tidak menaiki kendaraan? karena jarak rumahnya dan supermarket berdekatan dan tidak memakan waktu banyak untuk sampai.
drrrtttt drrrttt
Panggilan masuk dari Jerry, kakaknya itu sangat posesif setelah kejadian yang terjadi sebelumnya kepada Divya. Mau bagaimanapun, Divya tau jika kakaknya itu tidak mau dirinya terluka sedikitpun.
kak jeje📞
Divya : Halo?
Jerry : Lo dimana?
KAMU SEDANG MEMBACA
RAVYA
Teen FictionDivya alveana, seorang gadis cantik, pintar, pemberani, dan berprestasi yang tidak pernah bolos atau mendapat masalah disekolahnya. Sampai akhirnya dia bertemu dengan Randyka Rangga Wijaya, seorang laki laki sangar, tukang pembuat onar, dan dia juga...