Waktu berjalan tanpa terasa, genap satu bulan ke tujuh gadis itu tinggal bersama. Tak ada yang berubah, semakin hari justru rasa benci itu semakin bertambah. Raga mereka berdekatan, namun tidak dengan hati mereka. Meski Park Bogum, pengacara sekaligus orang kepercayaan mendiang Choi Soo Hyun sudah berusaha untuk menyatukan ke tujuh gadis itu, hal itu sama sekali tak merubah keadaan.
Hari ini, Park Bogum tampak mendatangi mansion Choi. Bukan karna suatu urusan, pria itu datang dengan tujuan ingin mengajak ke tujuh gadis Choi sarapan bersama. Ia yakin jika selama para gadis itu tinggal di mansion Choi, mereka sama sekali belum pernah terlibat makan bersama.
"Tuan Park, anda datang." ucap seorang kepala maid.
"Di mana mereka?"
"Sepertinya masih di kamar. Saya belum melihat mereka turun."
Pria itu mengangguk, ia menyuruh beberapa maid untuk memanggil ketujuh putri Choi Soo Hyun. Bogum tidak bisa membiarkan hubungan buruk antar gadis-gadis Choi terus berlanjut. Ia tidak ingin sahabatnya tidak tenang di sana.
Di sisi lain, Jisoo tampak sudah bersiap untuk berangkat. Tidak seperti biasanya, hari ini ia sedikit terlambat. Semalam ia harus pulang pukul tiga dini hari karna harus melakukan penyelidikan. Jisoo menatap sejenak tanda pengenal miliknya, memilih menyimpannya di saku jaket denim yang ia kenakan.
Tok Tok
"Nona, tuan Park menunggu di ruang makan. Beliau meminta anda untuk segera menyusul." ucap maid dari luar kamar Jisoo.
Gadis itu mendengus kesal, Bogum datang hanya untuk memastikan hubungannya dengan saudarinya yang lain. Sungguh Jisoo muak di paksa bersikap baik pada tiga gadis yang berbeda Ibu dengannya.
Jisoo membuka pintu kamarnya.
"Katakan jika aku sibuk dan harus segera pergi."Maid itu hanya menunduk takut saat Jisoo menatapnya tajam.
"B-baik Nona."
Jisoo menghela nafas kasar, memikirkan keadaan keluarganya saat ini. Jika bukan karna ketiga adiknya, mungkin Jisoo akan memilih angkat kaki dari mansion Choi.
Jisoo menatap arlogi yang melingkar di pergelangan tangannya. Bergegas melangkah keluar karna ia sudah terlambat beberapa menit.
Drrt Drrt
"Jisoo-ya, kami menunggumu."
"Nde, aku sudah di jalan. Kita langsung bertemu di lokasi."
Panggilan terputus, Jisoo segera menancap gas menuju tempat dimana ia akan kembali melakukan penyelidikan. Ia harus bisa menyelesaikan tugas baru yang dilimpahkan padanya.
.
.
.
Semua gadis Choi tampak sudah duduk di hadapan meja makan, kecuali Jisoo. Dengan sangat terpaksa mereka menuruti ucapan pengacara keluarga mereka. Sungguh mereka tak habis pikir dengan apa yang pria itu lakukan. Jika tujuannya datang hanya untuk membuat gadis-gadis itu saling dekat, pria itu benar-benar hanya membuang waktu.
"Dimana Jisoo?"
"Maaf tuan, Nona Jisoo mengatakan bahwa dia harus segera berangkat." jawab maid yang tadi menghampiri kamar Jisoo.
"Paman, aku juga harus segera ke rumah sakit. Bisakah paman membiarkanku pergi?"
Bogum tau jika gadis bermata kucing itu hanya beralasan. Ia tentu tidak memberikan izin pada siapapun untuk meninggalkan meja makan.

KAMU SEDANG MEMBACA
BREATH
FanfictionDibalik setiap hembusan nafas, sebuah tanggung jawab besar harus dipikul. Meski hidup tak sesuai keinginan, Tuhan lebih tau jalan mana yang lebih baik. . . . Jisoo-Sojung-Jennie-Yerin-Chaeyoung-Lisa-Yewon. # 1 - gfriend 15-09-2021 # 1 - sibling 13-1...