BREATH (26)

1.4K 208 26
                                    

Mata yang terasa begitu berat itu perlahan mengerjap. Menyesuaikan cahaya yang masuk menyambut penglihatannya. Belum sepenuhnya ia membuka mata, rasa sakit terasa menghujami kepalanya. Ringisan kecil itu keluar dari bibirnya yang kering dan pucat. Hendak mengeluarkan suara, namun sebuah benda asing yang terasa begitu menyakitkan terpasang di mulutnya. Tanpa sadar sudut matanya mengeluarkan air mata. Ia merasa keadaannya benar-benar menyakitkan.

"Yewon-ah, kau bangun."

Ucapan seseorang mengalihkan perhatian gadis yang tengah terbaring itu. Pandangannya yang masih sedikit buram, namun ia cukup mengenali siapa seseorang yang kini berada di sisinya. Ia bisa merasakan sebuah tangan mengusap sudut matanya.

"Gwenchana, Jennie Unnie sebentar lagi datang." ucap suara itu lembut.

Tak lama seorang gadis dengan jas putih kebanggaannya tampak menghampiri bangsal. Lisa sedikit menyingkir, memberi ruang pada sang kakak yang akan memeriksa keadaan Yewon.

"Adik Unnie kuat. Terima kasih sudah bertahan."

Yewon berusaha menatap seseorang yang baru saja mengucapkan kata-kata tepat di telinganya. Seorang gadis berpipi mandu yang kini tersenyum hangat padanya. Tatapan Yewon beralih pada gadis yang berdiri di sisi gadis mandu itu.

Yewon berusaha mengeluarkan suaranya, namun semakin ia berusaha benda dalam mulutnya itu semakin menyiksanya. Tanpa sadar tangan lemahnya bergerak, berniat menarik benda yang sejak tadi memenuhi rongga tenggorokannya.

"Andwae Yewon-ah, kau masih membutuhkannya."

Yewon kembali menatap Jennie yang juga sedang menatapnya. Sorot mata itu, entah mengapa terlihat begitu sendu. Yewon mengalihkan pandangannya ke arah lain, mencari keberadaan seseorang yang tak ia lihat sejak tadi. Seharusnya dialah orang pertama yang menyambut kesadarannya.

Perlahan Yewon meraih satu tangan Jennie, mengukir sesuatu di telapak tangan gadis mandu itu. Hanya itu yang bisa ia lakukan untuk mengungkapkan isi hatinya.

'Sojung Unnie.'

Jennie terdiam saat ia mengerti maksud Yewon. Entah apa yang harus ia katakan sekarang. Sungguh ini bukan waktu yang tepat untuk mengatakan yang sebenarnya. Tangan Jennie terulur, mengusap lembut pipi adiknya yang menirus. Ia berusaha menampilkan senyumnya di hadapan Yewon.

"Kau mencari Sojung Unnie?" tanya Jennie yang mendapat anggukan pelan dari Yewon.

"Kita akan menemuinya nanti. Sekarang kau harus istirahat agar cepat pulih." ucap Jennie berusaha bersikap seolah semua baik-baik saja.

.

.

.

Brukk

"Yak! Perhatikan langkahmu nona!"

"Jeosonghamnida ahjussi!"

Gadis blonde itu kembali melangkah setelah meminta maaf pada pria paruh baya yang tak sengaja ia tabrak. Kini fokusnya hanya tertuju pada sang adik. Baru saja ia mendapat kabar mengenai keadaan Yewon. Chaeyoung mempercepat langkahnya agar segera sampai kamar rawat Yewon.

"Jisoo Unnie!"

Di depan ruang rawat VVIP, Chaeyoung melihat kakak sulungnya yang tampak akan masuk. Sepertinya Jisoo juga baru datang.

"Kau baru datang?"

Chaeyoung mengangguk, nafasnya tampak terengah karna ia melangkah dengan terburu-buru. Jisoo yang melihat pun segera mengusap bahu adiknya.

BREATHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang