BREATH (17)

1.1K 203 18
                                    

Yewon berjalan perlahan menuruni anak tangga seraya mengenakan jaket denim miliknya. Jam sudah menunjukkan pukul sembilan malam. Yewon berniat untuk keluar sekedar mengusir rasa bosan karna seharian hanya berdiam di mansion. Baru saja ia menapakkan kakinya di lantai dasar, suara seseorang menghentikan langkahnya.

"Kau mau kemana malam-malam begini?"

Sosok Jennie terlihat berjalan dari arah dapur. Gadis mandu itu masih mengenakan jas kedokterannya. Ia baru saja pulang lalu pergi menuju dapur untuk mengambil segelas air putih.

"Ke Toserba depan." jawab Yewon singkat. Ia memang selalu irit bicara pada ke empat saudarinya.

Jennie berjalan menghampiri Yewon. Kini ia sudah berdiri di hadapan adiknya.

"Apa tak bisa besok saja? Sudah malam Yewon, bahaya jika kau keluar sendirian." Jennie tentu tidak ingin sesuatu terjadi pada adiknya. Terlebih sekarang hanya dirinya yang bertanggung jawab pada ketiga adiknya.

"Hanya sebentar, lagi pula aku bisa menjaga diri."

Jennie bukan tidak tau jika Yewon pandai berkelahi. Ingat catatan kenakalan Yewon di sekolah? Adiknya itu sering terlibat perkelahian dengan murid laki-laki.

Tapi tetap saja ia khawatir jika membiarkan Yewon keluar terlebih malam.

"Jika begitu biar Unnie temani."

Yewon tentu terkejut, ia melihat Jennie melepas jas putihnya. Menyisakan kemeja abu-abu lengan pendek.

Tanpa menunggu persetujuan dari Yewon, Jennie menarik tangan Yewon begitu saja menuju pintu utama.

"Bu-bukankah kau lelah? Aku bisa pergi sendiri." ucap Yewon, mengingat sang kakak yang baru saja pulang bekerja. Namun tampaknya ucapan Yewon tak digubris oleh Jennie.

Gadis mandu itu tampak membukakan pintu mobil lalu menyuruh Yewon masuk. Sebenarnya Yewon berniat ingin jalan kaki saja. Tapi sekarang ia hanya pasrah mengikuti perintah kakaknya.

"Unnie..."

"Aku juga ingin membeli sesuatu."

Yewon tak jadi melanjutkan ucapannya. Jujur ini kali pertama ia pergi hanya berdua dengan Jennie. Hanya keheningan yang menyelimuti perjalanan mereka. Jennie terlihat fokus pada kemudi, sedangkan Yewon hanya diam dengan sesekali mencuri pandang ke arah Jennie.

Tak butuh waktu lama, mereka sudah tiba di depan Toserba tak jauh dari tempat tinggal mereka. Jennie turun lebih dulu lalu di susul Yewon.

Yewon terlihat menyusuri rak, menatap satu persatu deretan cup ramyeon yang tertata disana. Jennie juga sibuk memilih sesuatu, namun berbeda rak dengan Yewon.

Wajah Yewon berbinar saat menemukan ramyeon yang sejak tadi ia cari. Tanpa menunggu lama ia langsung meraihnya.

Jennie meraih beberapa kotak susu coklat juga beberapa cemilan. Ia lalu memasukkannya ke dalam keranjang. Jika melihat susu coklat, ia selalu teringat pada kedua adik kembarnya. Adik-adiknya begitu menyukai susu coklat.

Merasa cukup, Jennie mengedarkan pandangannya. Ia bisa melihat Yewon yang duduk di bangku depan Toserba. Jennie bergegas menuju kasir untuk membayar belajaannya.

"Nona kembaliannya!"

Petugas kasir berseru saat Jennie pergi begitu saja tanpa menunggu kembalian uangnya.

"Untukmu saja!"

Sedikit tidak percaya dengan ucapan gadis mandu tadi. Namun seketika wajah petugas kasir itu berbinar. Tak sia-sia ia mendapat jadwal malam. Sebuah keberuntungan untuknya mendapat pelanggan seperti Jennie.

BREATHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang