Chaeyoung terlihat menuruni anak tangga seraya menatap sekeliling mansion. Tidak biasanya menjelang jam makan malam suasana mansion terasa sepi. Gadis blonde itu berjalan ke arah ruang makan, kembali dibuat heran karna tak mendapati siapapun di sana. Hanya beberapa maid yang terlihat sedang menghidangkan makanan. Biasanya tiga orang gadis yang tak pernah ia anggap keberadaannya sudah duduk manis di kursinya, menunggu anggota keluarga yang lain untuk memulai makan malam.
Tak lama setelah Chaeyoung datang, Lisa terlihat datang menyusul.
"Jennie Unnie baru saja menghubungiku, dia bilang akan pulang terlambat." ucap Lisa seraya duduk di kursinya.
"Bibi, di mana mereka?"
Mengabaikan ucapan sang adik, gadis blonde itu justru menanyakan keberadaan tiga putri Ayahnya yang lain.
"Kau serius menanyakan mereka Chaeng-ah?" tanya Lisa pada saudari kembarnya.
"Tidak, hanya saja kita tak melihat mereka sejak kemarin."
"Bukankah itu bagus, kita tak perlu repot menyuruhnya pergi."
Chaeyoung tampak menghela nafas. Jujur saja setelah pertengkaran mereka kemarin, perasaan gadis blonde itu tak tenang. Seperti ada sesuatu yang mengganggu pikirannya.
"Maaf Nona, bolehkah saya mengatakan sesuatu?" ucap seorang kepala maid.
"Kemarin Nona Yerin dilarikan ke rumah sakit karna penyakitnya kambuh."
Wajah kedua gadis kembar itu tampak terkejut. Keduanya langsung menatap ke arah wanita paruh baya di hadapan mereka.
"M-memangnya dia sakit apa?"
Entah sadar atau tidak, Chaeyoung kembali menanyakan tentang Yerin.
"Saya tidak tau pasti Nona, tuan Park hanya mengatakan jika jantung Nona Yerin bermasalah sejak lahir."
Gadis kembar itu kembali terkejut. Mereka sama sekali tidak tau mengenai hal itu. Keduanya tampak diam dengan pikiran masing-masing. Memutar kejadian pertengkaran mereka kemarin, teringat akan ucapan kasar yang keluar begitu saja dari bibir mereka.
Di sisi lain, tepatnya di depan sebuah ruangan yang tampak menakutkan bagi siapa saja yang memasukinya. Seorang gadis tampak berdiri di depan kaca pembatas. Menyaksikan perjuangan seseorang di dalam sana. Hatinya sungguh sakit melihat sang kakak terbaring tak berdaya dengan banyak alat medis menempel di tubuhnya. Lagi-lagi ia harus merasakan ketakutan akan bayang-bayang kehilangan.
Entah sudah berapa lama gadis itu tak beranjak dari tempatnya. Bahkan seragam sekolah yang ia kenakan kemarin masih melekat ditubuhnya. Wajahnya tampak sembab dengan penampilan yang cukup memprihatinkan.
Sebenarnya orang suruhan pengacara Park sempat datang mengantar pakaian ganti untuk Yewon. Namun gadis itu sama sekali tidak ingin beranjak dari posisinya. Bahkan sejak kemarin gadis itu tak memakan apapun. Ia hanya ingin terus menemani sang kakak.
Yewon tampak memejamkan matanya saat tiba-tiba air matanya kembali mengalir. Entah berapa banyak air mata yang ia tumpahkan. Nyatanya itu tak mampu mengungkapkan betapa hancurnya hati Yewon saat ini.
Sejak kemarin Yewon berusaha menghubungi kakak sulungnya, bahkan sampai sekarang panggilan juga pesan yang ia kirim sama sekali tak mendapat balasan dari Sojung. Di saat seperti ini justru kakaknya sulit dihubungi. Yewon tentu kecewa dengan Sojung.
Sebuah tangan tampak menyodorkan paper bag ke hadapan Yewon, membuat Yewon yang tadinya menunduk perlahan mendongakkan kepalanya. Seorang gadis dengan pakaian Dokter kini berdiri di hadapan Yewon.

KAMU SEDANG MEMBACA
BREATH
FanfictionDibalik setiap hembusan nafas, sebuah tanggung jawab besar harus dipikul. Meski hidup tak sesuai keinginan, Tuhan lebih tau jalan mana yang lebih baik. . . . Jisoo-Sojung-Jennie-Yerin-Chaeyoung-Lisa-Yewon. # 1 - gfriend 15-09-2021 # 1 - sibling 13-1...