Lisa duduk seorang diri di depan kamar rawat kakaknya. Tatapannya hanya lurus ke depan dengan pikiran yang terus tertuju pada sang kakak. Pertengkarannya dengan Jennie beberapa jam lalu terus berputar dikepalanya. Sungguh ia tak habis pikir dengan sang kakak yang selalu membela Yewon.
Seumur hidup Lisa tak pernah melihat Jennie terluka. Ia bahkan tak akan membiarkan hal itu terjadi. Ia tentu marah saat tau jika Jennie terluka karna melindungi Yewon. Gadis yang memang sudah sejak awal tak ia sukai.
Pada kenyataannya Lisa belum benar-benar menerima kehadiran Yewon. Sebuah kesalahan besar untuknya karna membiarkan saudarinya dekat dengan anak hasil hubungan gelap Ayahnya. Seharusnya mereka saling membenci seperti saat pertama mereka bertemu.
"Ku pikir kita sudah keterlaluan." ucap gadis blonde yang kini duduk di sebelah Lisa. Ia menyodorkan satu cup coklat hangat untuk adik kembarnya.
"Maksudmu?"
Tak berniat menerima coklat hangat dari tangan sang kakak, Lisa justru mempertanyakan ucapan Chaeyoung.
"Lisa-ya, benar yang di katakan Jennie Unnie. Yewon bukan orang yang harus disalahkan di sini."
Chaeyoung bisa melihat raut wajah adiknya yang berubah memerah. Ia juga melihat Lisa tampak mengepalkan kedua tangannya.
"Lisa..."
Gadis berponi itu menarik tangannya yang akan di raih oleh sang kakak. Demi apapun ia tidak menyukai ucapan kakak kembarnya.
"Jangan katakan apapun jika hanya ikut membela anak itu." ucap Lisa datar. Semua Unnienya sama saja.
Chaeyoung sedikit menghela nafas. Ia cukup tau mengenai sifat kembarannya. Jika dirinya termasuk pribadi yang mudah luluh, tidak dengan Lisa yang sedikit tempramental.
"Aku bukan membela, hanya saja... kita pernah berhutang budi padanya. Kau tak ingat siapa yang mendonorkan darah saat kau mendapat tusukan dari orang tak di kenal?"
Keduanya kembali mengingat kejadian yang hampir membahayakan nyawa Lisa. Gadis berponi itu bahkan hampir melupakan jika di dalam tubuhnya mengalir darah Yewon.
"Saat itu Yewon tak memikirkan apapun selain berusaha menolongmu. Tak peduli seberapa banyak darah yang diambil dari tubuhnya."
Ucapan Chaeyoung membuat Lisa bungkam. Lisa bukan tidak ingat, ia jelas tau mengenai hal itu. Jennie bahkan sempat mengatakan pada mereka jika kondisi tubuh Yewon sempat menurun pasca dia mendonorkan darahnya untuk Lisa.
"Sama halnya dengan Jennie Unnie. Tak peduli kemungkinan buruk yang akan menimpanya, ia hanya berusaha menyelamatkan adiknya."
"Tapi dia buk..."
"Dia adik kita Lisa-ya, bagaimana pun kau menolaknya dia tetap adik kita."
Mereka memang berbeda Ibu, tapi Choi Soo Hyun adalah Ayah dari ke tujuh gadis Choi. Chaeyoung menyadarinya, mereka baru saja kehilangan dua saudari mereka. Dan sekarang mereka harus di hadapkan dengan Jisoo yang sampai detik ini tak ada kabar, juga Yewon yang entah dimana keberadaannya.
Merasa jika sekarang keluaga Choi benar-benar kacau. Dan pertengkaran yang terjadi justru semakin memperkeruh keadaan. Chaeyoung meraih satu tangan Lisa, kali ini ia tak lagi menerima penolakan.
"Unnie tak ingin sesuatu yang lebih buruk terjadi pada keluarga kita. Jadi bisakah kita tak saling menyalahkan seperti ini?"
Amarah yang semula menguasainya perlahan luntur saat melihat tatapan memohon dari saudari kembarnya. Membenarkan apa yang baru saja di ucapkan Chaeyoung. Hingga getaran dari ponsel Lisa mengalihkan atensi kedua gadis kembar itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
BREATH
FanfictionDibalik setiap hembusan nafas, sebuah tanggung jawab besar harus dipikul. Meski hidup tak sesuai keinginan, Tuhan lebih tau jalan mana yang lebih baik. . . . Jisoo-Sojung-Jennie-Yerin-Chaeyoung-Lisa-Yewon. # 1 - gfriend 15-09-2021 # 1 - sibling 13-1...