BREATH (12)

1.2K 227 13
                                    

Malam ini hujan turun begitu deras disertai kilatan cahaya juga suara gemuruh petir. Di bawah guyuran air hujan, dua orang tampak terlibat perkelahian. Tak peduli dengan beberapa luka yang menghiasi sekujur tubuh mereka. Keduanya sama sekali tak ingin menyudahi aksi saling melayangkan pukulan.

Bugh

Satu pukulan berhasil membuat pria itu tumbang.

Sojung melangkah mendekati pria yang tak lain adalah Chanyeol, orang yang sudah berkhianat pada kelompoknya. Dengan kasar Sojung menarik rambut pria itu, membuat kepalanya kini mendongak menatap Sojung.

"Pengkhianat sepertimu tak pantas hidup." suara Sojung terdengar begitu tajam. Namun tampaknya hal itu tak membuat Chanyeol takut. Pria itu justru tersenyum remeh pada Sojung.

"Ternyata sangat mudah membodohi kalian." ucap Chanyeol lalu tertawa.

Bugh 

Bugh 

Bugh

Chanyeol meringis kesakitan saat kaki Sojung menendang tubuhnya beberapa kali. Pria itu membulatkan matanya saat dengan jelas Sojung mengarahkan senjata api padanya.

"Lebih baik aku mengirimmu ke neraka Park Chanyeol."

Tak ingin terlalu lama berbasa-basi, gadis berkaki jenjang itu sudah bersiap menarik pelatuknya.

"Percuma kau menghajarku bahkan membunuhku. Ku pastikan keluargamu yang akan menerima balasannya!"

Dorr!

.

.

.

Sejak tadi Krystal tidak berhenti berdecak. Pasalnya sahabat sekaligus partner kepercayaannya baru saja melakukan kesalahan.

"Kita memang penjahat Sojung-ah, tapi tangan kotor kita anti untuk membunuh."

Sojung hanya memutar bola matanya jengah. Merasa jika apa yang dirinya lakukan bukanlah kesalahan. Ia hanya memberi pelajaran pada mereka yang berani berkhianat.

"Dan kau tau konsekuensinya, keluargamu bisa menjadi incaran."

"Nona Jung, jika kita membiarkan bajingan itu tetap hidup. Itu juga akan menjadi ancaman untuk kita." ucap Sojung.

Sojung tau, melukai bahkan membunuh anggota kelompok lain tidak menutup kemungkinan terjadinya balas dendam. Sojung akui Chanyeol cukup cerdik, masuk dalam kelompoknya dan bekerja dengan sangat baik. Namun dibalik itu, Chanyeol adalah mata-mata dari kelompok lain. tanpa ia tau jika beberapa waktu terakhir Chanyeol lah yang membuat semua kegiatan kelompoknya dapat terendus oleh polisi.

"Keselamatan keluargamu terancam Sojung." ucap Krystal.

"Hanya Yewon, aku bisa melindunginya."

Krystal tampak terdiam sejenak. Ia baru sadar jika Sojung baru saja kehilangan satu adiknya. Dan Yewon adalah satu-satunya yang tersisa.

"Aku turut berduka cita atas kepergian adikmu."

Sojung hanya mengangguk. Ia beralih menatap pemandangan luar melalui jendela kaca. Teringat buku diary sang adik yang sempat ia baca. Memintanya untuk berhenti dari dunia kelam yang sudah bertahun-tahun ia jalani. Ini bukan lagi tentang pekerjaannya yang salah atau dunianya yang kelam. Sojung sudah terlanjur tenggelam di dalamnya. Akan sulit untuknya berhenti saat banyak tangan yang sudah bergantung padanya. Pekerjaan haramnya itulah yang memberi kehidupan banyak orang.

Satu prinsip yang sejak dulu Sojung dan kelompoknya pegang, mereka hanya seorang pengedar, bukan pemakai. Siapapun dari mereka yang terbukti sebagai pemakai, akan langsung dibuang dari kelompok. Mereka memang penjahat, tapi mereka tau pada siapa mereka harus berlaku jahat. Sekalipun pada polisi, orang-orang munafik yang hanya bersembunyi dibalik seragam kebanggaan negara. Padahal sebenarnya orang-orang itu lebih busuk dari narapidana sekalipun.

BREATHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang