BREATH (6)

1.2K 225 14
                                    

Yewon sudah bersiap dengan seragam sekolah melekat di tubuhnya. Sejenak menatap penampilannya di depan cermin, Yewon tampak mengenakan riasan tipis untuk menutupi wajahnya yang sedikit pucat. Gadis itu cukup beruntung saat semalam tiba di mansion, ia tak bertemu gadis Choi lainnya. Hal itu cukup membuatnya senang karna ia tak harus mencari alasan saat pulang dalam keadaan tak baik-baik saja.

Tapi sekarang, Yewon justru ragu untuk keluar kamar. Terlebih jika nanti ia bertemu Sojung. Kakak sulungnya itu pasti akan banyak menanyainya.

Tepat seperti dugaannya, saat Yewon membuka pintu kamar ia sudah mendapati Sojung berdiri di hadapannya. Membuat Yewon terkejut dengan keberadaan Sojung tepat di depan kamarnya.

"Kau mengejutkanku Unnie." ucap Yewon kesal. Namun sedetik kemudian, Yewon bisa melihat wajah sang kakak yang hanya menatapnya datar.

"Kau kemana saja?" Sojung bertanya dengan nada seperti menginterogasi. Sungguh semalaman ia hanya memikirkan tentang keberadaan adik bungsunya. Namun gadis di hadapannya itu justru menghindarinya.

"Tidak menjawab telpon dan semua pesan yang ku kirim. Apa yang terjadi padamu kemarin Yewon?"

Yewon menelan salivanya susah payah. Ia mulai melihat sisi lain dari kakak sulungnya. Tatapan dingin dan datar Sojung setiap gadis itu marah.

"I-itu... ponselku tertinggal di rumah Joy." ucap Yewon seraya mengusap tengkuknya. Wajah Sojung benar-benar menyeramkan.

"Apa perlu aku memberitahu Yerin agar kau jujur?"

Yewon langsung menggeleng cepat mendengar ancaman kakaknya. Akan lebih menyeramkan lagi jika Yerin tau.

"Unnie..."

"Memberitahu apa?"

Belum sempat Yewon menyelesaikan ucapannya, sebuah suara dari seseorang yang begitu ia kenal mengejutkannya.

Yerin yang baru saja keluar dari kamar tampak berjalan menghampiri kedua saudarinya itu.

Yewon menatap sang kakak sulung yang tampak tersenyum miring, sepertinya Sojung sengaja ingin memberitahu Yerin.

Tuk

Awss...

Yewon mengusap keningnya yang baru saja mendapat sentilan dari jari Yerin.

"Bocah nakal, kapan kau pulang? Menginap di rumah orang hampir dua hari, kau pikir yang kau tumpangi itu tidak merasa repot eoh?"

Yewon menunduk dengan wajah di buat memelas. Berharap hal itu bisa sedikit mengurangi kemarahan sang kakak.

"Tidak perlu memasang wajah seperti itu." ucap Yerin, membuat Yewon mengerucutkan bibirnya.

"Unnie, aku hanya menemani Joy. Kakaknya sedang keluar kota dan dia memintaku menemaninya." bohong Yewon.

"J-jika tak percaya kalian tanyakan saja padanya." lanjut Yewon.

Jika kedua kakaknya benar-benar menanyai Joy, setidaknya ia sudah mempersiapkannya dengan meminta Joy untuk berbohong pada kedua kakaknya.

"Unnie tak percaya, kau sering menyuruh Joy untuk berbohong pada Unnie."

Yewon meringis, apa ia terlalu sering membohongi kakaknya hingga sang kakak hapal dengan tingkahnya.

"Sudah, lebih baik kau segera sarapan jika tak ingin terlambat." Sojung berlalu lebih dulu setelah mengucapkan itu. Kedua adiknya tampak berjalan mengikuti dengan Yerin yang tak berhenti mengomeli Yewon.

Tanpa ketiganya sadari, sepasang mata tampak memperhatikan mereka sejak tadi. Hingga muncul rasa iri dalam hatinya saat melihat pemandangan tiga kakak beradik di hadapannya.

BREATHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang