Sudah tiga hari sejak ia membuka mata, kondisi gadis berpipi mandu itu terus berangsur membaik. Meski kemarin ia sempat membuat panik petugas medis saat pelepasan selang endotrakeal dimulutnya. Kondisinya sempat menurun saat Dokter melepas alat penunjang pernafasannya. Kini alat itu sudah diganti dengan nasal canula.
Jennie terlihat hanya seorang diri di kamar rawat mewah itu. Biasanya Chaeyoung dan Lisa yang selalu menemani. Tapi kali ini Jennie meminta kedua adiknya untuk kembali menjalani kewajiban mereka sebagai mahasiswi. Jennie bisa menebak jika kedua adiknya pasti sudah banyak membolos karna harus menjaganya di rumah sakit. Meski mereka menolak karna ingin tetap menemaninya, namun pada akhirnya mereka tetap pergi ke kampus karna paksaan Jennie.
Jennie sesekali menatap pintu kamar rawatnya, berharap seseorang datang menemuinya. Sudah tiga hari sejak ia sadar, ia sama sekali tak melihat Yewon datang menjenguknya. Chaeyoung sempat mengatakan jika Yewon sedang sibuk dengan kegiatan sekolah. Jennie percaya begitu saja, ia pun memaklumi hal itu. Tapi ia cukup kecewa karna Yewon sama sekali tak menyempatkan waktu untuk datang menemuinya.
Apa adiknya sesibuk itu hingga tak sempat datang ke rumah sakit?
Pertanyaan itu selalu muncul di benak Jennie.
Tak lama pintu kamar rawatnya terbuka, seorang Dokter cantik terlihat masuk lalu berjalan mendekati bangsal Jennie. Senyum hangat tak luntur dari wajah cantik Dokter muda itu.
"Kau terlihat mengerikan jika terus tersenyum."
Seketika wajah Nayeon berubah masam mendengar ucapan Jennie. Jika saja gadis mandu di hadapannya itu tidak sedang sakit, mungkin ia sudah menghadiahi jitakan di kepala Jennie.
"Tentu saja aku harus banyak tersenyum untuk semua pasienku." ucap Nayeon. Gadis bergigi kelinci itu sejenak mengedarkan pandangannya.
"Dimana si kembar?" tanya Nayeon saat tak mendapati Chaeyoung dan Lisa di sana.
"Aku menyuruh mereka pergi ke kampus. Terlalu lama membolos tidak baik untuk nilai mereka."
Nayeon hanya mengangguk, seketika ia teringat akan tujuannya mendatangi kamar rawat Jennie. Gadis itu terlihat merogoh sesuatu yang ia simpan di saku jasnya.
"Ku pikir ini milik salah satu adikmu." ucap Nayeon seraya menyerahkan sebuah ponsel canggih pada Jennie.
Gadis mandu itu tampak mengerutkan keningnya. Ia tentu tau siapa pemilik benda persegi berwarna putih itu.
"Ada fotomu di sana, ku pikir itu milik adikmu."
Nayeon sempat tak habis pikir dengan salah satu adik Jennie. Ponsel semahal itu namun tak di beri pengaman. Hal itu jelas memudahkan semua orang membuka isinya. Jika saja yang menemukannya orang lain mungkin ponsel itu sudah dijual, atau dipakai untuk kepentingan pribadi.
Jennie langsung meraih benda itu dari tangan Nayeon. Ia coba menghidupkannya. Dan benar, itu adalah ponsel milik Yewon.
"Bagaimana ponsel ini ada padamu?"
"Eoh, aku menemukannya di taman rumah sakit. Sepertinya terjatuh."
Jennie tampak berpikir sejenak. Ponsel Yewon jatuh di taman rumah sakit, itu berarti sang adik sempat datang. Tapi mengapa Yewon tidak menemuinya?
Jennie beralih menatap Nayeon.
"Apa selama aku belum sadar, ada gadis lain yang datang selain kedua adik kembarku?"
Nayeon tampak menaikkan sebelah alisnya. Jika yang di maksud Jennie adalah Jisoo, bukankah beberapa waktu lalu Jennie mengatakan jika kakaknya itu sedang tak di rumah. Tapi...
![](https://img.wattpad.com/cover/282552914-288-k856075.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
BREATH
FanfictionDibalik setiap hembusan nafas, sebuah tanggung jawab besar harus dipikul. Meski hidup tak sesuai keinginan, Tuhan lebih tau jalan mana yang lebih baik. . . . Jisoo-Sojung-Jennie-Yerin-Chaeyoung-Lisa-Yewon. # 1 - gfriend 15-09-2021 # 1 - sibling 13-1...