BREATH (27)

1.3K 210 23
                                    

"Apa yang kau bicarakan Paman, mereka sudah meninggal!"

Apa-apaan ini? Mengapa tiba-tiba pengacara Park mengatakan hal konyol seperti ini padanya?

"Jisoo-ya, tolong dengarkan penjelasan Paman."

Jisoo kembali menatap pria di hadapannya dengan tatapan yang sulit di artikan.

"Soo Hyun dan Yeji masih hidup. Saat bertugas, mereka sempat menjadi tawanan. Pihak lain memalsukan dua jasad yang di duga Ayah dan Ibumu, mengaturnya sedemikan rupa seolah kedua orang tuamu sudah gugur."

Hati Jisoo bergemuruh mendengar penjelasan Bogum. Selama hampir tiga tahun mereka hidup dengan kenyataan pahit jika kedua orang tua mereka sudah tiada. Dan sekarang fakta mengejutkan itu terkuak. Mereka tak benar-benar kehilangan orang tua mereka.

"Mengenai surat wasiat itu, maaf... aku bersalah karna merekayasanya."

Jisoo menoleh, mencoba mencerna apa yang baru saja di katakan pengacara keluarganya. Sungguh ia tidak mengerti dengan banyak hal yang di sembunyikan pria itu.

"Aku terpaksa melakukannya agar kalian mau menerima saudari kalian yang lain."

"Apa maksudmu Paman? Surat wasiat itu bukan Ayahku yang membuatnya?"

Park Bogum menatap lirih gadis di hadapannya. Merasa bersalah karna selama ini ia membohongi mereka. Sebenarnya Choi Soo Hyun tidak pernah meninggalkan atau membuat surat wasiat apapun. Semua itu adalah ulah Park Bogum sendiri.

Mengetahui jika kedua orang tua gadis Choi gugur dalam bertugas, Bogum sengaja membuat surat wasiat seolah itu adalah permintaan terakhir sahabatnya. Pria itu melakukannya karna sebuah alasan.

"Apa maksudmu Park Bogum!" Jisoo beranjak dari duduknya. Menatap tajam pada pria yang seharusnya ia hormati. Namun untuk saat ini gadis bersurai hitam itu lebih di kuasai amarah hingga tanpa sadar ia sudah berlaku tak sopan pada Bogum.

"Asal kau tau Jisoo-ya, ketiga saudarimu yang lain tak pernah mendapatkan apa yang seharusnya mereka dapatkan dari Ayahmu."

Bogum cukup tau mengenai masa lalu kedua orang tua gadis Choi. Soo Hyun yang menurut pandangan semua orang adalah pria tegas dan bertanggung jawab, namun kenyataannya pria itu sudah menelantarkan Bae Suzy dan ketiga anaknya.

"Ayahmu tak pernah sekali pun melakukan perannya sebagai Ayah bagi Sojung dan kedua adiknya. Mereka hidup tanpa pria yang seharusnya menjadi pelindung keluarga mereka."

Alasannya cukup jelas, hanya dengan merekayasa surat wasiat Bogum ingin menyatukan semua anak Choi Soo Hyun. Ia juga ingin agar Sojung dan kedua adiknya mendapat hak yang sama dari Ayah kandung mereka.

"Kau boleh memaki ku Jisoo-ya. Tapi Paman mohon, jangan campakkan Yewon seperti Ayahmu mencampakkannya. Gadis itu tak bersalah, justru Ayahmu yang seharusnya bertanggung jawab. Bahkan setelah Ibu Yewon meninggal, Ayahmu tak pernah sekalipun menanyakan kabar mereka."

Jisoo hanya menatap lurus ke depan, kembali mengingat pembicaraannya dengan pengacara Park. Fakta mengejutkan yang entah harus bagaimana ia menyikapi. Apakah ia harus bahagia karna kedua orang tuanya masih hidup? Namun mengetahui keburukan sikap sang Ayah membuatnya benar-benar kecewa.

Bagaimana mungkin pria yang begitu ia kenal penyayang dan bertanggung jawab, dengan tega menelantarkan seorang wanita dan ketiga anak kandungnya sendiri. Jisoo benar-benar tak habis pikir, itu terlalu menyakitkan jika dirinya berada di posisi Sowon.

Jisoo tampak menundukkan kepala, setetes air mata jatuh dari pelupuk matanya. Jika saja ia mengetahuinya sejak awal, mungkin pertemuan pertama ke tujuh gadis Choi tak akan seburuk saat itu. Terlalu banyak kesulitan yang dilalui ketiga saudari yang berbeda Ibu dengannya. Sowon, Yerin dan Yewon, mereka tak lain adalah korban keegoisan Ayahnya sendiri. Dan dirinya ikut terlibat atas penderitaan yang menimpa ketiga gadis itu.

BREATHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang