Seorang gadis terlihat berjalan menuruni anak tangga seraya merapikan poni keramatnya. Ia menghentikan langkahnya saat aroma masakan sang kakak begitu menyeruak, tanpa menunggu lama ia langsung bergegas menuju dapur.
"Sepertinya lezat, aroma masakanmu tercium kemana-mana Unnie." ucap Lisa setelah duduk di hadapan meja makan seraya memperhatikan Jisoo. Kakaknya itu terlihat sedang sibuk berkutat dengan alat masak.
"Benarkah? Padahal Unnie hanya membuat nasi goreng."
Lisa masih setia memperhatikan kakak sulungnya. Menjalani kehidupan sehari-hari dengan banyak perubahan yang terjadi pada keluarga Choi. Lisa bisa melihat punggung di hadapannya yang dulu begitu kuat, namun tampak rapuh beberapa waktu terakhir.
Lisa tau, Choi Jisoo hanya berusaha tegar di hadapannya. Namun hati sulung Choi itu tak beda jauh dengan dirinya.
Jisoo meletakkan satu piring nasi goreng kimchi di hadapan Lisa. Ia tersenyum saat melihat adiknya begitu lahap menikmati nasi goreng buatanya.
"Unnie tidak ke rumah sakit?" tanya Lisa tanpa menelan lebih dulu makanan di mulutnya. Hal itu tentu membuat Jisoo gemas.
"Unnie harus ke cafe dulu. Ada sedikit masalah."
Lisa mengangguk paham. Keputusan yang tak pernah terbayang dalam benaknya akan diambil oleh sang kakak. Setelah kekacauan yang menimpa keluarga Choi, Jisoo memutuskan untuk berhenti dari dunia kepolisian. Merelakan pangkat yang dulu begitu susah payah ia dapatkan, memilih menjalani hidup normal bersama adik-adiknya tanpa dibebani dengan banyak tugas yang begitu menyita waktu.
Lisa akui sejak berhentinya Jisoo dari anggota kepolisian, kakak sulungnya itu lebih banyak memiliki waktu untuk saudari-saudarinya yang lain. Bahkan sekarang Jisoo mengambil alih peran seperti yang di lakukan oleh seorang Ibu. Mengurus adik-adiknya dan memperhatikan mereka.
Tugas yang memang seharusnya Jisoo lakukan setelah kedua orang tua mereka meninggal. Tapi dulu Jisoo terlalu sibuk dengan dunianya sendiri. Membuatnya lupa pada adik-adiknya yang masih membutuhkan perhatian darinya.
Keputusan Jisoo untuk berhenti sempat di sayangkan oleh beberapa pihak di kepolisian. Pasalnya Jisoo cukup berpengaruh selama mengabdi untuk keamanan negara. Namun pada akhirnya mereka tetap menghormati keputusan putri sulung Choi Soo Hyun itu.
Dua hari setelah Jisoo mengundurkan diri, gadis itu mendatangi pengacara keluarga Choi. Meminta pada Park Bogum agar seluruh aset kekayaan milik mendiang kedua orang tua mereka di serahkan pada yayasan. Keputusan yang cukup mengejutkan bagi Bogum. Jisoo mengatakan jika ia akan memulai semuanya dari awal. Memilih membuka usaha dengan uang pribadinya sendiri. Jisoo bertekad akan membiayai adik-adiknya tanpa harus mengandalkan harta peninggalan kedua orang tua mereka.
Jisoo benar-benar ingin hidup normal, jabatan justru membuat keluarganya terancam. Dan ia tak ingin hal buruk kembali menimpa adik-adiknya.
"Unnie tidak lelah?" tanya Lisa. Gadis berponi itu cukup tau bagaimana kegiatan kakaknya beberapa waktu terakhir. Membagi waktu antara mengurus cafe dan mengurus ke empat gadis Choi yang lain.
Jisoo menggeleng seraya tersenyum. Ia tidak pernah lelah jika menyangkut adik-adiknya.
Meski kehidupan mereka sekarang tak semewah dulu, hal itu tak membuat Lisa maupun yang lain merasa kesulitan. Justru ia menyukai kehidupannya sekarang, perhatian juga kasih sayang dari kakak sulungnya benar-benar ia rasakan. Dulu Jisoo terlalu sibuk, jangankan menyiapkan sarapan untuknya, bergabung dalam ritual makan bersama saja sangat jarang.
"Jangan terlalu lelah Unnie, jangan sampai kau jatuh sakit." ucap Lisa.
Hati Jisoo menghangat mendengar ungkapan perhatian sang adik padanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
BREATH
FanfictionDibalik setiap hembusan nafas, sebuah tanggung jawab besar harus dipikul. Meski hidup tak sesuai keinginan, Tuhan lebih tau jalan mana yang lebih baik. . . . Jisoo-Sojung-Jennie-Yerin-Chaeyoung-Lisa-Yewon. # 1 - gfriend 15-09-2021 # 1 - sibling 13-1...