BREATH (23)

1.4K 217 47
                                    

DORR!

Brukk

"U-unnie..."

DORR!

DORR!

DORR!

Seketika semua anak buah Suho tumbang. Yewon menatap tak percaya pada apa yang ia lihat di hadapannya. Begitupun dengan Jisoo.

Tak jauh dari tempat Jisoo dan Yewon berada, seorang gadis berkaki jenjang dengan satu pistol yang baru saja digunakan untuk menghabisi anak buah Suho. Pakaian serba hitam dengan masker menutupi sebagian wajahnya. Tapi Yewon sangat mengenali siapa gadis itu.

Dengan sisa tenaga yang Yewon miliki, ia berusaha untuk berdiri. Melangkah perlahan menghampiri seseorang yang masih diam di tempatnya.

Choi Sojung, ia menurunkan senjatanya. Menatap lirih sang adik yang berjalan tertatih menghampirinya. Tubuh yang hampir limbung itu dengan segera Sojung tahan. Tatapan keduanya bertemu, tatapan yang begitu menyiratkan kerinduan.

"Unnie kau kembali." lirih Yewon dengan tatapan tak lepas dari wajah Sojung.

Perlahan Sojung melepas masker hitamnya. Menampilkan wajah cantiknya yang begitu Yewon rindukan. Sojung bisa melihat mata adiknya yang berkaca-kaca.

"Sojung Unnie."

Suara lembut yang selalu Sojung rindukan. Entah sudah berapa lama mereka tak bertemu. Pergi begitu saja tanpa mengatakan apapun jelas menyakiti hati keduanya. Dan pertemuan mereka kali ini semakin menyakiti hati Sojung.

Keadaan adiknya yang jauh dari kata baik. Wajah pucat dengan banyak luka di beberapa bagian tubuh adiknya. Sojung bisa merasakan tubuh dalam dekapannya itu perlahan luruh. 

"Nde, ini Unnie sayang." ucap Sojung seraya tersenyum lirih. Ia terduduk dengan terus mendekap tubuh lemah adiknya. Kepala adiknya terluka, darah segar terus mengalir dari kepala Yewon.

"Jangan pergi." lirih Yewon kembali.

Sojung menggelengkan kepalanya. Air matanya turun saat menyadari jika ia terlambat datang. Seharusnya ia bisa lebih cepat, dengan begitu hal buruk tak akan menimpa adiknya.

"Bertahanlah." ucap Sojung.

"Kau tak boleh meninggalkan Unnie."

Yewon tersenyum di sela rasa sakit yang menghujami kepalanya. Perlahan tangannya terangkat, mengusap lembut wajah kakaknya yang begitu ia rindukan. Ia hapus air mata yang membasahi wajah kakaknya.

"Asal... Unnie bersamaku, aku tak akan kemanapun."

Hampir setiap malam Yewon berharap kakaknya kembali. Meski sebagian hatinya berteriak mustahil, ia sempat berpikir jika ia tak akan pernah bertemu lagi dengan kakak sulungnya.

Karna jika Sojung kembali, hukuman berat sudah menanti kakaknya.

"Unnie akan membawamu ke rumah sakit. Kau akan baik-baik saja."

Yewon tampak memejamkan matanya. Berusaha menahan rintihannya agar tak membuat Sojung khawatir.

"Yewon-ah."

Yewon merasa tangannya di genggam oleh sang kakak. Ia kembali membuka mata, menatap wajah sang kakak yang juga tengah menatapnya. Selama Yewon hidup , ia sangat jarang melihat kakak sulungnya menangis. Tapi sekarang wajah kakaknya itu benar-benar tampak rapuh.

"Kau harus bertahan dan hidup dengan baik. Kau sudah berjanji pada Unnie."

Yewon mengingatnya, tapi ia sama sekali tidak mengerti akan arti hidup dengan baik seperti yang di inginkan Sojung.

BREATHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang