18

332 75 5
                                    

- Emergency Calling -

  

  

🌊🌊🌊

  

  

Hari ini, tepat hari terakhir SMA Nectar mengadakan UAS. Setelah itu, seluruh siswa akan terbebaskan dengan segala bentuk ujian dan akan menyambut hari hari paling dinanti, yaitu pekan liburan.

"Kemanaa kitaa????" Ajak Shua antusias kepada dua temannya yang tengah merapikan alat tulis kedalam tas.

"Pulang mau bobo" Jawab Ara sekenanya, ditambah dengan wajah cemberut akibat ingin cepat - cepat pulang.

"Ihh gak asik! Kemana All kita??" Pandangan Shua beralih pada temannya satu lagi —Alia.

"Gue udah ada janji Ay, sowri bingitt" Balas Alia kali ini, yang juga tak menerima ajakan dari Shua.

Perempuan yang selalu menggunakan jepit rambut itu mengerucutkan bibirnya "Ih gak seru Lo semua! Ayolahhh Raaa kita jalan - jalan" rengek Shua sambil menggoyang - goyangkan lengan Ara.

Lalu Perempuan berambut hitam panjang sebawah bahu itu langsung menghela nafas pelan sambil memutar kedua matanya malas "Kemanaa?" Tanya Ara.

Shua tersenyum senang, lalu berpikir sesaat "Puncak!!" Seru perempuan itu pada akhirnya.

"Yaelah jangan jauh - jauh. Mager gue!"

"Wahai hamba Allah. Janganlah engkau bermalas malasan. Sungguh, itu adalah sifat syaiton!" Ujar Shua dengan nada puitisnya.

"Ngasal! Gak usah bawa bawa dalil kalo gak paham!" Omel Ara pada temannya itu, yang kini tengah sibuk tertawa geli.

  

"Yaudah have fun deh kaliann. Gue duluan yaa, Bye!" Pamit Alia yang langsung berjalan keluar kelas, sambil melambaikan tangan.

Ara menatap heran temannya "Janjian sama siapa sih dia??" Tanya perempuan itu pada Shua, tanpa melepaskan pandangannya dari punggung Alia yang semakin menjauh.

Shua menggeleng cepat "Gak tau. Udah ah yukk kita otewe" Balas Shua yang langsung menggandeng lengan Ara dan melangkah bersama menuju parkiran.

  

  

🌊🌊🌊

  

  

"Jen. Lo curiga gak sih sama Raja Neptunus?? Tumben banget ending Rapat Bulanan hari ini tentram damai sejahtera"

Jean tersenyum miring sambil merebut keripik singkong yang ada di genggaman saudaranya itu.

"Ahhh I see-" Eric mengangguk pelan saat terlintas sebuah ide dalam pikirannya.

"Gara - gara Lo mulai nurut sama Bokap nih pasti!"

"Jadi maksud Lo, selama ini sumber masalahnya di gue???"

"IYALAH! BARU SADAR LOE???" Balas Eric dengan teriakan lebay, dan tak lupa dengan tingkah kekanak - kanakannya.

Heran memang, sebenarnya yang Kakak itu Eric atau Jean sih?

  

Reflek, Eric malah membulatkan kedua matanya saat melihat Jean mentertawakan dirinya.

"Lo sakit Jen???" Tanya Eric dengan wajah serius, sambil menyentuh dahi mulus saudaranya.

Tebing Utara | JenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang