27

269 45 2
                                    

-Sudah Luluh?-

  

Khawatir itu apa sih? Jadi takut untuk menebak perasaanya.

Terlebih masa lalunya belum selesai..
 

 
kha·wa·tir a takut (gelisah, cemas) terhadap suatu hal yang belum diketahui dengan pasti;

  

  

🌊🌊🌊

  

  

Ke khawatiran Jean seutuhnya pindah pada perempuan yang sekitar dua jam lalu ia tinggalkan begitu saja di depan sekolah.

Laki - laki itu mendengar pengakuan Shayla dan Alia yang kini berada di rumah Ara, dan mendapat kabar bahwa sang pemilik rumah tak kunjung sampai. Membuat dirinya sangat menyesal telah meninggalkan perempuan itu sendirian.

Nomor Ara pun tiba - tiba sulit dihubungi. Padahal jelas tadi Alia sempat tersambung dengan temannya itu, sebelum ia pergi menuju rumah Ara.

'Raa... Lo dimana sih??' batin Jean   —yang terus bertanya pada hatinya, seolah - olah akan tersambung dengan hati Ara.

"Kang! Liat perempuan yang tadi disini, pake baju putih gak?" Tanya Jean pada salah satu satpam yang menjaga parkiran sekolah.

"Duhh yang mana itu?? Saya gak inget"

"Sekolah udah sepi Kang??" Tanya Jean lagi.

"Udahh. Cuma ada anak OSIS yang lagi rapih rapih"

Jean menghela nafasnya kasar "Yaudah Kang. Makasiih banyak ya"

Laki - laki itu kembali menyalakan motornya, lalu berkendara untuk lajut mencari Ara.

Iya, Jean meninggalkan Gamya begitu saja. Dan tanpa pikir panjang langsung mencari keberadaan perempuan yang ia tinggalkan tadi.

Matahari mulai turun, berganti peran dengan bulan. Membuat Jean semakin khawatir karena waktu Maghrib adalah waktu yang sangat rawan.

Entah kenapa bayang bayang kejadian halte di waktu Maghrib kala itu terus muncul dalam pikirannya.

Jean khawatir perempuan yang kini tengah ia cari sedang di kepung oleh pria pria besar waktu itu.

Jean masih menyusuri jalan dari sekolah menuju rumah Ara dengan perlahan. Siapa tahu perempuan itu mampir ke sebuah tempat sebelum pulang ke rumah.

Namun usahanya masih nihil, saat dirinya sudah sampai di rumah Ara dan mendapat gelengan pelan dari Shayla. Yang menandakan bahwa perempuan itu masih belum sampai ke rumah.

Jean kembali menjalankan motornya. Sambil berpikir keras, kira - kira tempat apa yang akan di kunjungi oleh perempuan itu.

'Lo suka apa sih Ra??' Batin Jean, sambil berkendara membelah jalan raya yang cukup padat.

'Coklat! Iya coklat. Lo ke toko coklat Ra?? Atau kemana??' batinnya lagi. 

Sambil berkendara, hatinya masih terus berbicara seolah olah sedang berkomunikasi dengan Ara.

Dirinya sampai mengunjungi berbagai toko coklat terdekat, namun batang hidung perempuan itu masih tak kunjung terlihat.

Akhirnya Jean diam sebentar di depan sebuah toko kue. Ia memilih untuk menjernihkan pikirannya terlebih dahulu, sebelum kembali mencari keberadaan Ara.

Tebing Utara | JenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang