19

309 60 3
                                    

-Awal Perang Dingin Dimulai-

   

  

🌊🌊🌊

  

  

Ara sibuk memandangi Jean yang tengah fokus pada mesin kendaraan milik Shayla. Mengotak atik bagian depan mobil, mencoba untuk mencari tahu sumber kerusakannya.

"Jean keren banget ya Ra, kalo lagi kaya gitu" Ucap Shayla tiba - tiba, ketika tahu bahwa temannya itu tak berkedip sedikit pun saat menatap Jean.

Ara mengangguk kecil, tanpa melepaskan pandangannya.

"Hah? Eh eng-enggak"

Spontan Shayla tertawa puas setelah membuat Ara gelagapan saat menjawab pertanyaannya. Membuat Ara jadi menatap sinis teman yang ada di sebelahnya itu.

  

Jean mengetuk jendela pengemudi "Ay, coba di nyalain mesinnya" Titah Jean, pada Shayla yang duduk di bangku pengemudi.

Perempuan itu mengangguk cepat dan langsung melakukan perintah Jean.

Percobaan pertama, mesin belum menyala.

Lalu di percobaan kedua,

"Alhamdulillahhhh" Shayla meletakkan kepalanya pada stir mobil. Melepas penat dan rasa panik yang sedari tadi menyelimuti dirinya.

  

  

"Gue aja yang bawa mobilnya, jaga - jaga kalo ada kejadian kaya tadi lagi" Ujar Eric yang berbicara melalui jendela kiri.

Ara dan Shayla mengangguk paham, lalu kedua perempuan itu keluar dari mobil untuk berpindah tempat.

"Lah Lo ngapain masuk lagi?" Tanya Eric pada Ara yang sedang membuka pintu belakang, bagian kursi penumpang.

Ara mengernyitkan dahinya "kan.. gue bareng Shayla" Balas Ara dengan nada kebingungan.

"Lo naik mobil gue, temenin Jean" titah Eric sambil menutup kembali pintu bagian belakang.

Perempuan itu menggeleng pelan "Yahh.. Ric" Ucap Ara dengan pelan, seperti memohon agar tidak menyuruh dirinya untuk pulang bersama Jean.

"Ra. Lo tega si Jean pulang sendirian gak ada temennya? Kalo dia yang kenapa - kenapa gimana??"

Ara menghela nafas pelan, lalu melihat ke arah Jean sekilas yang kini tengah mengembalikan peralatan montirnya ke dalam bagasi mobil.

Akhirnya, dengan langkah berat, Ara berjalan pelan menuju mobil Eric.

"Makasih banyak Jen" Ucap Shayla yang sedari tadi sudah berdiri di belakang laki - laki itu.

Jean membalikkan tubuhnya lalu mengangguk pelan "kalian ati - ati. Jangan ngebut Ric" Balas Jean sambil melirik ke arah Eric di akhir kalimatnya.

  

Lalu tak lama, mobil Shayla yang di kendarai oleh Eric perlahan pergi meninggalkan mereka berdua. Menyisakan dua orang yang kini terjebak dalam suasana sunyi.

Ara menggigit bibir bawahnya sambil menunggu Jean merapikan sisa peralatannya.

"Masuk" Ucap Jean memberi perintah.

Dengan cepat, perempuan itu mengangguk pelan lalu berjalan masuk kedalam mobil.

  

  

Tebing Utara | JenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang