28

319 47 7
                                    

-Kisah 1 rasa 2 amin-

  

Dia milik Tuhannya. Maka janganlah kau rebut dia dari Tuhannya.

Itu terlalu Egois

  

  

🌊🌊🌊

  

  

"HELLOW MY HANDSOME BROTHER"

Jovan melirik malas kearah pintu masuk ruangannya, saat mendengar suara yang sangat familiar di telinga.

"Jangan kacangin aku dong bebihhh" ucap orang itu, yang langsung memeluk Jovan tanpa izin.

Ayah dari Aurora itu langsung mendorong pelan saudara kandungnya, "Ngapain Lo kesini??"

Pria berkepala tiga itu mengeluarkan permen karet yang sedari tadi ia kunyah. Lalu menempelkannya di meja tamu milik Jovan.

Membuat sang pemilik meja mengernyit jijik melihatnya.

"Ruangan Lo terlalu bersih man" ujar pria itu sambil tersenyum jahil.

Jovan hanya bisa menghela nafas kasar, sudah terbiasa dengan tingkah selengean adiknya ini,

"kalo gak penting gue mau lanjut kerja" ucapnya serius.

Dodit, alias Kang Dodit si pemilik BKD, alias juga adik kandung dari Jovan itu kini sudah duduk di sofa dengan posisi sesuka hatinya.

"Gue mau ketemu ponakan gue dongggg"

"Udah kan?" Balas Jovan dengan alis terangkat.

"Ahahaha. Kirain Lo belom tau"

"Gue gak akan mempertemukan kalian sebagai Paman dan Keponakan, sebelum Lo selesai dari kasus black market Lo itu!" ucap Jovan sedikit mengancam, sambil menunjuk wajah saudaranya.

"Cih. Gaada hubungannya Abigail sama black market gue"

"Dia anak gue. Selesain dulu sidang Lo di Singapore. Setelah itu kita balik kaya dulu lagi"

Pria yang terduduk di sofa itu tersenyum remeh pada saudaranya, "Keluarga kita gak akan bisa balik kaya dulu lagi Jo"

"Gak ada kata terlambat un—"

"Sekali masuk ke lubang hitam. Lo akan selamanya terseret kedalam lubang itu. Lo mampu keluar dari sana?!"

Jovan terdiam melihat adiknya yang meninggikan suara.

"Sekarang gue tanya. Lo masih berhubungan sama Mr. Gazali ??"

"Itu bukan urusan—"

"INI JADI URUSAN GUE JO!" Potong Dodit yang tak bisa menahan amarahnya.

Anak sulung dari dua bersaudara itu hanya terdiam, membiarkan sang adik meluapkan seluruh emosinya.

"Sekeren dan sepinter apapun anak buah gue. Permainan Lo terlalu bersih! Gue bahkan gak pernah tau maksud dan tujuan Lo selama ini"

"Kecuali Lo melibatkan gue didalamnya—"

"Gak akan!" Potong Jovan yang tidak ingin jika Dodit masuk kedalam lubang hitam miliknya.

"Fine. Gue gak masalah. Kita urusan permasalahan kita masing - masing" balas Dodit dengan santai.

Setelah itu dirinya bangkit dari duduk, menghampiri sang kakak yang masih terdiam menatap tak suka padanya.

Tebing Utara | JenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang