31

270 44 4
                                    

-Eight Letters-


  

Affettuoso adalah sesuatu yang dilakukan dengan penuh perasaan, cinta dan kelembutan.


  

🌊🌊🌊

  Just Jean & Ara


Perempuan berkuncir satu itu menatap nanar laki - laki yang sudah duduk di sampingnya.

Memandangi setiap inci tubuh Jean yang sedang terkulai lemas bersandar pada sofa. Sambil memejamkan mata.

Bahkan Ara sampai tak bisa berkata kata lagi melihat kondisi temannya ini. Dirinya sangat khawatir. Entah kenapa hatinya sakit, karna takut terjadi hal yang lebih buruk pada Jean.

Jean berdehem lalu membuka matanya, ikut membalas tatapan sendu yang diberikan oleh perempuan di sampingnya.

Yang di tatap oleh Ara malah tersenyum kecil. Membuat perempuan itu memasang ekspresi kesal.

"Ishhh. Bisa bisanya malah senyum!" protes Ara yang ingin melayangkan pukulan pada Jean.

Namun tak jadi. Ya tidak mungkinlah Ara memukul laki - laki itu.

Jean sendiri masih asik tersenyum saat dirinya tengah di obati oleh Ara. Melihat wajah perempuan itu dari dekat, membuat hatinya jadi lebih tenang.

Laki - laki itu merasa gagal mengenali sosok Ponyo yang selama ini ia kenal. Padahal ingatannya masih sangat jelas tentang kejadian di pantai Srau kala itu.

Tapi kenapa gue gak pernah sadar kalo Aurora itu perempuan yang gue cari selama ini?, Batin Jean.

Jika sejak awal bertemu, Jean sudah mengetahui bahwa Ara adalah si Ponyo. Mungkin ia tak akan menyakiti hati perempuannya ini.

Tidak seperti apa yang laki - laki itu lakukan sebelumnya.


"Makasih Ra" ucap Jean dengan pelan.

"Ternyata gak cuma gue yang sering ngerepotin. Lo juga Jen, ngerepotin banget ta—"

"Makasih udah hidup sampe sekarang.. Ra"

Jean memotong ucapan Ara, saat perempuan itu sedang protes terhadap dirinya.

Ara belum membalas. Masih tak mengerti dengan yang di ucapkan oleh temannya itu. Kegiatan membersihkan luka Jean pun ia hentikan.

Sedetik kemudian Ara langsung menarik nafasnya, namun sangat sulit baginya untuk menghembuskan nafas keluar.

Karna dengan tiba - tiba Jean mendekatkan tubuhnya, lalu meletakkan dahinya di bahu Ara.

Hati perempuan itu seperti berteriak rasanya.

'STOP JEN! NANTI GUE BAPER' , Begitu sebenarnya yang ingin di ucapkan Ara.

Lalu setetes air mata keluar dari mata indah Jean. Membasahi pipi kirinya, yang sebenarnya perih saat bergesekan dengan lukanya.

"Selama ini gue nyariin Lo Ra.. Lo kemana aja? Gue khawatir.."

Kemudian Jean menyentuh kedua lengan atas milik Ara, mengenai siku perempuan itu.

Suara laki - laki itu semakin serak, menahan tangisnya. "Gue takut Lo kenapa - kenapa.. bahkan gue gak tau kabar Lo lagi, setelah kejadian di pantai waktu itu"

Tebing Utara | JenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang