Hai kamu yang bernama kehidupan, terima kasih telah membuat kelahiranku terjadi. Aku lahir dalam kulawarga yang hangat, sehangat mentari. Namun juga bisa panas, sepanas bara api jika ada yang disakiti. Aku lahir karena dinanti, dan dicintai sepenuh hati. Sebuah hati yang egois muncul tanpa harus dinanti, ketika ada anggota baru datang, meski bukan membenci, iri hati yang menguasai.
Hai kamu yang bernama kehidupan, terima kasih telah mengenalkanku pada arti berbagi. Berbagi kasih, perhatian bahkan benda, meski dalam hati menolak, namun juga sadar bahwa itu sebuah keharusan. Hidup kita tidak pernah bisa sendiri, kulawargalah yang menemani sampai akhir, dan jika timbul iri hati harus dihempaskan karena iri hati adalah sebuah ilusi ketidakpuasan diri.
Hai kamu yang bernama kehidupan, terima kasih telah mengenalkan aku padanya. Padanya yang bernama luka, luka karena ditinggalkan, luka karena kebohongan, luka karena dihina. Luka ini seakan susah sembuh, karena bukan sembuh yang ada malah luka ini bertambah. Luka ini tidak pernah sembuh, karena sering ditaburi garam kehidupan. Luka hati memang perih tak terperi, luka kulit pun tak kalah perih. Namun luka mengajarkanku, bahwa lewat luka aku bisa merasakan nikmatnya bersimpuh dan berkeluh kesah kepada-Nya.
Hai kamu yang bernama kehidupan, terima kasih telah mengenalkan aku padanya. Padanya yang bernama sakit, sakit karena tidak pernah menjaga diri, atau sakit karena pandemi. Sakit fisik memang tinggal datang kepada dokter yang pas, namun sakit rohani butuh dokter dari segala dokter yaitu Sang Pemilik Kehidupan.
Hai kamu yang bernama kehidupan, terima kasih telah mengenalkanku pada kematian. Kematian orang tercinta, yang selama ini menjadi pelindung dan penopang. Lewat kematian aku belajar, bahwa apa yang ada harus dijaga. Mereka juga tidaklah sempurna, tidak luput dari salah, namun jaga dan cintai mereka sebelum semuanya terlambat.
Kepadamu Sang Pemilik Kehidupan, terima kasih telah mengizinkan aku mengalami itu semua. Kelahiran, luka, sakit, dan kematian. Itu tandanya Engkau masih menginginkan diri ini belajar, untuk memperbaiki diri di dunia. Meski entah untuk berapa lama, yang ku tahu jika Engkau sudah merasa tugasku usai, maka aku pun akan Engkau panggil, menghadapmu sekaligus menghadapi pengadilan terakhir kehidupanku.
#Day1
#JumlahKata336
#30HSMK
#SeiraAsa
#EventSeiraAsa
#MenulisKebaikan
#BelajardanBertumbuh
KAMU SEDANG MEMBACA
Zindagi - Solilokui lika liku kehidupan
PoetrySenandika atau solilokui tentang apa yang ditemui, apa yang dirasa, dalam lika liku kehidupan, yang tidak mungkin di suarakan, namun ingin diungkapkan. Suara hati yang terdalam, yang mungkin terlalu kasar, namun kini diperhalus lewat sastra.