14. Ijinkan aku mengingatkan...

13 7 0
                                    

Ijinkan aku mengingatkan, jangan pernah bermain dengan konflik jika kamu tidak mau terseret arusnya. Konflik bisa dibuat bisa di hindari. Namun sepertinya kamu lebih suka menantang diri untuk membuat konflik.

Ijinkan aku mengingatkan, jangan memancing keributan jika orang hanya bertanya tentang kejelasan. Orang bukan barang yang bisa terombang-ambing tanpa alasan, karena orang butuh kepastian.

Ijinkan aku mengingatkan, jangan bermain fiksi pada duniawi. Dunia itu bukan literasi yang bisa kau karang sendiri dengan imajinasi, hingga menyakiti banyak hati. Hati yang kau tinggalkan demi mencari kekasih hati.

Ijinkan aku mengingatkan, kenali mana kawan mana lawan. Kawan mungkin akan mendukung tanpa balasan. Namun kawan yang juga lawan, akan menilai sejauh mana kamu berperan drama, drama kehidupan yang kau buat menawan.

Ijinkan aku mengingatkan, jangan mencoba berperan pada orang yang diam. Diamnya mengamati, diamnya mencari, segala fakta yang tersembunyi. Serapi apa pun fakta kau sembunyikan, dia akan menemukan.

Ijinkan aku mengingatkan, manusia adalah sosok rapuh meski bertulang. Jangan pernah kau ketuk rongga hati jika tak sanggup memenuhi ataukah kamu menjalani poligami, meski seharusnya tak mengimani.

Ijinkan aku mengingatkan, jangan mengatasnamakan perjalanan. Jika sesungguhnya kau hanya mencari kesayangan, disetiap kau singgah dan menyebarkan cinta. Cinta yang tak pernah bertuan.

Apakah kau sudah sempurna? Tanyamu.

Aku memang belum sempurna namun aku paham. Tentang konflik, bagaimana memicunya dan menghindarinya. Konflik memang bahan pengamatan yang sempurna, kar'na selalu menarik memperhatikan sebab akibatnya.

Aku memang suka ricuh dan keramaian, namun aku paham bahwa ricuh dan keramaian haruslah membawa tawa dan kebahagiaan, bukan kesedihan luka karena ditinggalkan tanpa kepastian.

Aku memang cinta literasi dan fiksi. Namun hidup sudah penuh dengan sinetron dan gimmick, tidak lagi ingin aku menambah fiksi dalam duniawi. Lelah telah menghampiri.

Aku memang suka berkawan bukan mencari lawan. Namun bukan berarti tanpa pengawasan. Aku memberikan batasan tak kasat mata, agar aku tidak terluka karena pengkhiantan.

Aku memang pernah terluka sedemikan dalam, kar'na itu aku tak ingin luka itu berulang baik pada diri maupun kawan. Namun jika lawan tidak lagi bisa diperingatkan, maka biarlah dirimu menjadi urusan Tuhan.

Aku memang juga seorang musafir, yang masih berkelana di tengah kejamnya dunia. Dunia yang terkadang tak pandang siapa kawan siapa lawan, akan di babat hanya karena karma. Apalagi itu berurusan dengan keimanan pada Sang Pencipta.

Inilah yang membuatku ingin mengingatkan pada setiap insan bentala yang masih mempermainkan kehidupan insan lainnya. Dia tak sadar akibatnya. Aku adalah produk akibat dari drama kehidupan, yang masih tertatih untuk bangkit dan berjalan meski menyakitkan.

Inilah kebaikan yang ingin kusebarkan lewat literasi tak berkesudahan.

#Day14

#JumlahKata409

#30HSMK

#SeiraAsa

#EventSeiraAsa

#MenulisKebaikan

#BelajardanBertumbuh









Zindagi - Solilokui lika liku kehidupanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang