Hai kamu para budak cinta, yang menggaungkan kamu adalah korban. ya, kamu adalah korban. Korban kebodohanmu sendiri yang tidak bisa mawas diri kepada para pengoyak hati yang hanya mampu mampir tanpa pernah ingin memiliki.
Hai kamu para budak cinta, yang kini kecewa karena kenyataan. Kenyataan yang tak seindah bayangan. Imajimu berkarya dan berkelana. Dia adalah sosok rupawan yang menawan, namun ternyata hanya pencuri para hati perempuan yang haus belaian.
Hai kamu para budak cinta, yang kini marah membaca senandika. Jangan salahkan senandika, karena ini hanyalah monolog jiwa yang sempat hampir menjadi korban, namun untungnya cepat sadar karena alarm kepalsuan menyala.
Hai kamu para budak cinta, yang kini sedih karena mulai ditinggalkan. Jangan berharap ataupun mencarinya. Dia tidaklah benar nyata ingin singgah, dia hanya ingin menjamah tanpa pernah ingin setia.
Hai kamu para budak cinta, yang kini berusaha meninggalkan. Pikirkan dengan tenang dan matang, adakah seorang yang katanya berpendidikan namun tuturnya menghasut dan menjatuhkan?
Hai kamu para budak cinta, yang masih berkeras hati mengatakan kamu korban. Pernahkah kamu berpikir ini bukan salah si tuan, tapi salahmu yang menyerahkan. Menyerahkan diri untuk diperbudak hingga tidak sadar bahwa semua adalah kebohongan.
Hai kamu para mantan budak cinta, bersyukurlah kamu saat ini terbebaskan. Dari belaian si tuan, yang seakan ingin mencari kehangatan dari para perempuan. Perempuan yang tak berintuisi tajam akan tipuan si tuan.
Hai kamu para mantan budak cinta, kini saatnya kamu bernapas lega. Lega karena sadar dan terbebaskan dari si tuan yang hobi mencengkeram, hingga kamu di komando dalam diam untuk mencarinya ketika dia menghilang.
Hai kamu para mantan budak cinta, mari kita sekarang merayakan. Si tuan telah kehilangan. Kehilangan kepercayaan dari kita para mantan, yang dulunya percaya kini mampu bertahan agar tidak jatuh pada cinta tak bertuan.
Hai kamu para mantan budak cinta, jadikan karya sebagai perayaan. Bukan hanya kenangan patah hati yang dirayakan. Namun bagaiman si tuan mulai kelabakan ketika satu persatu kebohongan di kuliti lewat karya.
Hai kamu para mantan budak cinta, bersyukurlah kamu masih bisa terselamatkan. Masih bisa terbebaskan karena sadar dia hanyalah semu semata.
Hai kamu para mantan budak cinta, senandika ini ku persembahkan sebagai ucapan selamat bahwa kita pernah menjadi budak cinta, dan belajar untuk terbebaskan.
#Day10
#JumlahKata360
#30HSMK
#SeiraAsa
#EventSeiraAsa
#MenulisKebaikan
#BelajardanBertumbuh
KAMU SEDANG MEMBACA
Zindagi - Solilokui lika liku kehidupan
PoetrySenandika atau solilokui tentang apa yang ditemui, apa yang dirasa, dalam lika liku kehidupan, yang tidak mungkin di suarakan, namun ingin diungkapkan. Suara hati yang terdalam, yang mungkin terlalu kasar, namun kini diperhalus lewat sastra.