4. SI PERUNDUNG

16 9 2
                                    

Kepadamu si perundung, tidakkah kamu menyadari, bahwa lakumu menyakiti. Hingga hati ini tertatih untuk bangkit, agar tidak semakin terjerembap, pada rendah diri karena merasa diri tidak lagi berharga atau tidak pantas untuk hadir di bumi.

Kepadamu si perundung, tidakkah kamu menyadari, bahwa tuturmu menyakiti. Hingga hati ini remuk redam karena harus menahan emosi, yang tak mampu diungkapkan karena terlanjur lelah mendengar cercaan yang semakin lama menorehkan luka di hati.

Kepadamu si perundung, kamu harus tahu, mungkin bagimu ini adalah hal yang lucu dan seru, tapi pernahkah kamu berpikir bahwa kami para korban menjadi trauma tersendiri dalam berkomunikasi dan berkomunitas.

Kepadamu si perundung, tidakkah kamu membaca, bahwa banyak nyawa melayang karena perundungan. Entah karena mereka mengambil jalan pintas dengan mengakhiri nyawanya agar terbebas darimu, atau karena ulahmu yang keterlaluan, akhirnya nyawa mereka harus hilang dengan sia-sia.

Kepadamu si perundung, cobalah kamu membayangkan, bagaimana jika kamu di posisi mereka yang kau ganggu stabilitas hidupnya, atau kakak adikmu yang ada di posisi itu, bagaimana perasaanmu? Tidakkah kamu ingin marah, tidakkah kamu ingin hidupmu damai tanpa diganggu orang?

Kepadamu si perundung, tidakkah kamu takut akan karma, karma atas perbuatan perundungan ini, akan kembali kepadamu dengan cara yang tidak kamu duga. Karma itu nyata, bukan sekedar isapan jempol semata.

Kepadamu si perundung, aku kini hanya mau berterima kasih. Jikalau bukan karena mu, aku tidak akan menjadi sosok yang kuat sekarang. Jikalau bukan karena mu aku tidak akan bisa memiliki feeling yang kuat akan siapa sahabat, siapa lawan, dan siapa yang mencoba menipu dalam kehidupan.

Kepadamu si perundung, ini bukanlah izin untuk dirimu berlaku dan bertutur menyakiti orang. Namun hanyalah pengingat bahwa ada banyak akibat dari laku dan tuturmu yang tidak kau jaga. Aku hanyalah sebagian kecil orang yang mampu bertahan. Itupun karena aku dengan Tuhan yang selalu menopang ketika aku sempat berpikir lebih baik aku berpulang daripada bertahan. Untungnya Tuhan datang dan menyadarkan, bahwa ada cara indah untuk membalasan setiap laku dan tuturmu, yaitu mendoakan. Lewat doa, kamu akan diubahkan dan aku dikuatkan menjalani itu semua.

#Day4

#JumlahKata331

#30HSMK

#SeiraAsa

#EventSeiraAsa

#MenulisKebaikan

#BelajardanBertumbuh

Zindagi - Solilokui lika liku kehidupanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang