29. Panggung Literasi Para Literator

12 6 0
                                    

Panggung literasi.
Panggung yang berisi para literator berkreasi, baik secara lisan atau tertulis. Panggung mereka adalah kertas terbit yang telah disayuka dalam buku. Panggung mereka adalah podcast dimana mereka menyuarakan apa yang ini mereka katakan.

Panggung literasi.
Panggung yang bercerita tentang drama para literator mencari inpirasi dan membangun imajinasi. Bukan hanya untuk menghibur diri atau kesehatan jiwa, tapi juga menghibur orang yang terlalu lelah dengan realita.

Panggung literasi.
Panggung literator menciptakan tokoh fiksi. Tokoh yang mungkin bukan sekedar imajinasi tapi juga cerita diri, yang tidak mungkin diungkapkan secara gamblang.

Panggung literator.
Panggung di mana para literator menuliskan peran tokohnya sesuai keinginan dan ke mana cerita itu akan di awali dan di akhiri.

Panggung literator.
Panggung di mana para literator yang terlalu mendalami dunia Maya. Maya yang bukan teknologi, Maya yang berhubungan dengan fiksi dan imajinasi.

Terlalu sering mengarang fiksi, hingga lupa apa itu asli atau fiksi. Terlalu mengarang banyak peran hingga menjiwai, kemudian lupa jati diri.

Terlalu sering mengarang fiksi, hingga lupa jati diri. Bahkan terkadang dari awal literator tidak ingin menampakkan diri, entah apa yang ditakuti. Apakah takut dikagumi? Tapi nyatanya dia sering tebar pesona pada setiap insani.

Terlalu sering memikirkan fiksi, hingg lupa diri. Terlalu banyak membohongi, hingga lupa saat harus mengakui. Mengakui bahwa tenggelam dalam fiksi, hingga tidak bisa membatasi imajinasi.

Panggung literator.
Panggung di mana para literator menyalurkan emosi. Emosi yang terpendam dalam hati, agar tidak meledak kemudian menyakiti banyak hati.

Emosi memang harus diwadahi, agar tidak merusak diri. Diri yang lelah memendam emosi, akan tak sadar diri bahwa dia sendiri terlukai oleh kondisi. Kondisi lingkungan memang harus dimaklumi, namun tetap kita harus bisa menjadi diri sendiri.

Panggung literator.
Panggung terakhir yang akan ku senandikakan. Panggung yang bisa dibilang kesatuan dari semuanya. Panggung dimana literator itu memiliki luka hati, hingga mematikan nurani dan hanya mengedepankan emosi.

Literasi sejatinya adalah panggung bagi para literator untuk menyembuhkan luka hati, bukan malah menyakiti. Bagimu para literator yang sadar masih memiliki luka hati, sembuhkan diri lewat literasi. Literasi juga bisa menjadi jalan menemukan apa yang menjadi lukamu, yaitu dengan membaca karya literator yang lain.

#Day29
#JumlahKata344
#30HSMK
#SeiraAsa
#EventSeiraAsa
#MenulisKebaikan
#BelajardanBertumbuh










Zindagi - Solilokui lika liku kehidupanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang