Hai, Ma. Aku tidak akan menanyakan kabarmu, seperti ku bertanya pada papa, karena sekarang kita lebih banyak waktu untuk bersama, dalam canda dan tawa, meski tidak dekat. Ada sebuah jarak yang tak kasat mata antara kita, namun aku berusaha menepisnya, karena aku tahu kini aku hanya memilikimu sebagai penopang. Jangan tanyakan kenapa jarak itu ada, karena aku sendiri tak tahu jawabnya.
Hai, Ma. Aku tidak akan lagi bertanya kebutuhanmu, karena aku tahu dengan sendirinya. Seperti pak Tarno yang berkata “dibantu ya, bim salabim jadi apa, prok-prok-prok”, aku kini cukup melihat dan mendengar sepintas maka aku akan dengan mudah mengetahui apa yang kau butuhkan dan rasakan. Jangan tanyakan bagaimana itu bisa terjadi, karena tidak ada ilmu pasti tentang hal ini.
Hai, Ma. Aku tidak akan menanyakan bagaimana kamu bisa menjadi pribadi yang berbeda. Pribadi yang lebih sabar dan tenang dalam menghadapi setiap permasalahan, karena aku sendiri tanpa sadar perlahan tapi pasti diubahkan oleh-Nya, dengan cara yang ajaib, jadi sudah pasti kita berdua tidak mengetahui jawabannya ketika ditanya kenapa kita berubah.
Hai, Ma. Aku hanya ingin berterima kasih, untuk setiap lelahmu dalam mengurus rumah, untuk setiap sabarmu dalam mengurus anak-anakmu. Bukan hal yang mudah ketika kamu sekarang harus berjuang sendiri, tanpa papa menemani. Namun engkau sanggup hingga kini, meski papa tidak ada lagi di sisi, dan tidak jarang sepi menemani, karena anak mulai sibuk sendiri.
Hai, Ma. Aku hanya ingin berterima kasih kepada Tuhan, lewat sosokmu aku belajar bagaimana memutuskan segala sesuatu itu harus bersama dengan Tuhan, sepertimu dan papa yang memutuskan untuk bisa bersama. Lewat sosokmu aku juga belajar rela berkorban, demi orang yang disayang meski waktu tidur harus kurang, karena berjuang mencari segenggam berlian demi masa depan. Terpenting daripada itu semua aku belajar bagaimana menjadi ibu dimasa depan, agar apa yang membuatku tidak nyaman tidak berulang, namun apa yang membuatku sukses itu harus berulang hingga tujuh turunan.
#Day3
#JumlahKata307
#30HSMK
#SeiraAsa
#EventSeiraAsa
#MenulisKebaikan
#BelajardanBertumbuh
KAMU SEDANG MEMBACA
Zindagi - Solilokui lika liku kehidupan
PoetrySenandika atau solilokui tentang apa yang ditemui, apa yang dirasa, dalam lika liku kehidupan, yang tidak mungkin di suarakan, namun ingin diungkapkan. Suara hati yang terdalam, yang mungkin terlalu kasar, namun kini diperhalus lewat sastra.