17. Padamu yang Bernama dan Menimbulkan Luka Hati

18 8 1
                                    

Padamu yang bernama luka hati, bantulah aku memahami caranya menyembuhkan hati. Kesembuhan hati harus diawali dengan kemauan, maukah engkau sembuh wahai kau yang bernama luka hati.

Padamu yang bernama luka hati, berhentilah sampai disini. Jangan lagi bersembunyi, tampakkan diri bahwa kamu bisa melewati ini sebagai pembelajaran di kemudian hari.

Padamu yang bernama luka hati, bantulah aku memaafkan diri ini yang membiarkan hati ini terluka disakiti akibat kendornya mawas diri. Jangan lagi menyalahkan diri, karena semua yang terjadi adalah takdir Ilahi.

Padamu yang bernama luka hati, ayo bersama kita saling melepaskan diri apa yang menjadi beban dihari. Orang boleh menyakiti, tapi jangan lupa mensyukuri masih diberi kesempatan untuk sakit hati. Daripada kita tiba-tiba dipanggil sang Ilahi, padalah belum sempat memperbaiki diri.

Padamu yang bernama luka hati, aku tidak akan melupakan apa yang telah terjadi. Bukan sebagai dendam, tetapi sebagai peringatan agar diri ini tidak jatuh lagi. pada masalah dan orang yang setipe di kemudian hari.

Padamu yang menimbulkan luka hati, terima kasih memberiku kesempatan untuk belajar menyembuhkan hati. Tanpa pernah belajar akan ada luka batin yang mengakar dalam diri.

Padamu yang menimbulkan luka hati, berhentilah sampai disini. Jangan lagi membohongi, jujurlah pada diri sendiri bahwa kamu tidak dapat memiliki atau dimiliki karena dirimu masih ingin menjadi petualang sejati.

Padamu yang menimbulkan luka hati, aku memang sudah memaafkan dirimu dan diri ini, tapi bisakah aku meminta tolong. Jangan lagi sentuh hati ini jika masih ada hati lain yang kau sentuh 'seolah' dengan sepenuh hati.

Padamu yang menimbulkan luka hati, aku sudah melepaskan diri. Janganlah engkau iri apalagi dengki dengan sosok baru yang dekat saat ini. Aku dan mereka tidaklah salah, karena diri ini juga butuh bersosialisasi.

Padamu yang menimbulkan luka hati, aku tidak akan melupakan apa yang telah terjadi. Bukan karena dendam, tapi sebuah pelajaran bahwa dirimu ini pernah tertipu oleh si pemain hati.

Kini pesanku untukmu Si Pemain hati yang mengakibatkan luka hati, intropeksi diri dan coba tanya pada Sang Ilahi. Adakah kamu pernah terluka yang belum berekonsiliasi, hingga akhirnya menjadi pembenaran diri untuk mempermainkan hati.

#Day17

#JumlahKata335

#30HSMK

#SeiraAsa

#EventSeiraAsa

#MenulisKebaikan

#BelajardanBertumbuh










Zindagi - Solilokui lika liku kehidupanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang