Minder… Sejak aku dikenalkan oleh perundungan, segalanya merosot. Prestasi, konsentrasi, semuanya seakan hilang daripadaku. Aku seakan lebih memilih berbuat ulah dengan berbuat nakal, agar memperoleh atensi sebagai pelarian sekaligus pembuktian diri, bahwa aku tetap mampu berdiri meski perundungan terjadi.
Ingin rasanya berprestasi dan berkonsentrasi, agar atensi itu didapat lagi. Bukan hanya atensi lingkungan, tetapi juga atensi keluarga. Namun nyatanya itu hanya mimpi, karena atensi yang aku butuhkan tidak ada, malah yang ada perundungan berulang dalam keluarga. Keluarga yang seharusnya menjadi tempat mengadu, tetapi ini malah menambah garam dalam luka yang menganga. Ah, aku sungguh lelah.. Apa mungkin ini bisa berakhir jika aku mati?
Niat hati menerima kondisi, namun siapa sangka iri dan dengki malah menjadi luka hati yang dalam. Aku sendiri merasa tidak berharga, aku merasa tidak pernah di mengerti dan akhirnya aku memutuskan menarik diri agar tidak lebih dalam di sakiti. Meski sempat berpikir untuk mati, namun Tuhan masih merangkul ketika aku sendiri hingga niat mati pun terlupakan dengan sendirinya.
Dalam kesendirian akhirnya aku sadar, bahwa aku dan mereka sama-sama tidak mengerti bahasa cinta yang kita butuhkan. Kami sama-sama tidak memahami batasan mana yang boleh kami langgar, batasan mana yang kami hanya boleh berada dibelakangnya. Bukan salah siapa-siapa aku mengalami ini semua, karena memang sudah takdirnya seperti ini.
Entah bagaimana cara Tuhan menemukanku yang tersesat dalam kebimbangan, keterpurukan luka hati bahkan ada yang bilang karma sebelum aku lahir. Tuhan mengenalkan aku pada kasih mula-mula, kasih yang tanpa syarat, kasih yang selalu memberi. Jika mereka tidak memahami bahasa kasih yang kamu butuhkan, nyatakanlah biar kamu juga nyaman.
Roda kehidupan akan terus berputar, kadang kamu diatas kadang kamu dibawah, atau bahkan kamu pernah ditengahnya. Namun ketika kamu diatas, ingatlah dan bersyukurlah kamu sudah bangkit dari keterpurukanmu, sudah sembuh luka hatimu. Janganlah kamu membuat luka hati kepada orang lain, karena kamu pernah merasakan bagaiman luka itu. Bersyukurlah dan berbuat baiklah, agar damai di hati damai di bumi bisa tercapai.
#Day5
#JumlahKata317
#30HSMK
#SeiraAsa
#EventSeiraAsa
#MenulisKebaikan
#BelajardanBertumbuh
KAMU SEDANG MEMBACA
Zindagi - Solilokui lika liku kehidupan
PoetrySenandika atau solilokui tentang apa yang ditemui, apa yang dirasa, dalam lika liku kehidupan, yang tidak mungkin di suarakan, namun ingin diungkapkan. Suara hati yang terdalam, yang mungkin terlalu kasar, namun kini diperhalus lewat sastra.