Sampailah mereka di komplek Flaminggo. Komplek itu sangat luas dan mewah. Juga semua penghuni komplek itu mempunyai mobil mewah. Sudah dipastikan penghuninya adalah orang kalangan menengah. Doyoung terkesima melihatnya.
"Ayo kita cari rumah nomor 51." Ujar Jaehyun. Sambil mengendap-endap menyusuri banyaknya rumah di komplek itu. Doyoung dan Irene pun juga berjalan menyusuri komplek itu. Namun ketika mereka berjalan, mereka melihat dua orang sedang bertengkar di depan salah satu rumah. Mereka langsung bersembunyi di balik dinding sambil melihat orang yang sedang bertengkar itu. Karena khawatirkan akan terjadi perkelahian berat atau hal yang tidak diinginkan, untuk itu mereka sedari tadi memperhatikan kedua orang itu.
"Siapa mereka?" Tanya Doyoung yang menyipitkan mata dan menyeritkan dahinya. Tidak terlalu jelas karena jaraknya lumayan jauh.
"Bukankah itu Johnny? Mengapa dia bertengkar?" Ujar Irene heboh dan mengedipkan matanya berkali-kali untuk memastikan dirinya tidak salah lihat dan dipastikan itu benar-benar Johnny.
"Ayo kita hampiri." Saat Doyoung ingin mendekati mereka, Jaehyun melarangnya dan menahan tangan Doyoung. Bagaimanapun juga Jaehyun masih penasaran asal mula perkelahian itu. Walaupun ia tidak dapat mendengar pembicarannya, setidaknya ia bisa melihat tingkah laku kedua orang itu.
"Jangan dulu. Aku penasaran mengapa mereka bertengkar." Ujar Jaehyun yang masih fokus melihat Johnny dan seseorang bertengkar.
"Tunggu! Sepertinya aku pernah melihat orang itu. Tapi siapa ya?" Ujar Irene yang menunjuk ke arah orang yang sedang bertengkar dengan Johnny. Ia juga sedang berusaha mengingat nama orang yang sedang bertengkar dengan Johnny.
"Siapa itu? Dimana kau pernah melihatnya?" Tanya Doyoung yang panik takut terjadi hal yang tidak diinginkan kepada Johnny.
"Ah, dia kan Yuta? Anak pak Seo juga. Yang berarti dia adalah adik Johnny?!" Irene terkejut lalu menyumpal mulutnya sendiri ketika ingin berteriak.
"Matamu jeli sekali." Ledek Doyoung berlagak sinis.
"Makanya kau jangan kebanyakan menonton drama yang membuat matamu sakit menatap layar mulu." Cibir Irene.
"Biarkan saja. Itu kan hobiku." Sinis Doyoung.
Pada akhirnya, tamatlah real life drama yang sedang mereka saksikan. Johnny telah pergi meninggalkan Yuta. Yuta langsung masuk kedalam rumahnya dengan perlahan. Tanpa membuang-buang waktu lagi, segeralah mereka melanjutkan pencarian tumah nomor 51. Haechan harus segera diselamatkan. Masalah tentang Johnny bisa dinomor duakan terlebih dahulu.
"Kita tidak mengahampirinya dan bertanya mengapa dia bertengkar dengan Johnny?" Tanya Doyoung.
"Nanti saja. Kita harus fokus kepada pria cabul sialan itu". Jaehyun kembali berkeliling mencari rumah nomor 51 disusul oleh Doyoung dan Irene. Tidak beberapa lama, terlihatlah rumah nomor 51. Rumah itu tidak jauh berbeda dengan rumah lainnya, hanya saja warnanya yang sedikit berbeda yaitu warna merah di tiang-tiangnya. Konon katanya warna merah menandakan gairah, nafsu, dan semangat. Apakah itu sebabnya pria cabul itu menyukai warna itu? Sedangkan temboknya berwarna putih. Mereka pun langsung menghampirinya. Jaehyun dan Irene bersiaga di pintu depan sedangkan Doyoung berjaga di pintu belakang. Beruntung sekali semua rumah di komplek itu tidak menggunakan pagar, begitupun rumah pria cabul ini. Sehingga mempermudah ketiga orang itu untuk menangkap pria cabul itu. Jaehyun mengetuk-ngetuk pintu dan bersiap mengeluarkan pistolnya jika terjadi hal yang tidak diinginkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐉𝐮𝐬𝐭𝐢𝐜𝐞 𝐇𝐮𝐧𝐭𝐞𝐫 || END
Fanfiction𝐉𝐚𝐞𝐡𝐲𝐮𝐧 𝐬𝐞𝐨𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐚𝐧𝐠𝐠𝐨𝐭𝐚 𝐏𝐃𝐒 (𝐏𝐨𝐥𝐢𝐜𝐞 𝐃𝐞𝐩𝐚𝐫𝐭𝐞𝐦𝐞𝐧𝐭 𝐒𝐞𝐨𝐮𝐥) 𝐝𝐢𝐭𝐮𝐠𝐚𝐬𝐤𝐚𝐧 𝐮𝐧𝐭𝐮𝐤 𝐦𝐞𝐧𝐲𝐞𝐥𝐢𝐝𝐢𝐤𝐢 𝐤𝐚𝐬𝐮𝐬 𝐭𝐞𝐰𝐚𝐬𝐧𝐲𝐚 𝐬𝐞𝐨𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐦𝐞𝐧𝐭𝐞𝐫𝐢 𝐜𝐚𝐥𝐨𝐧 𝐤𝐚𝐧𝐝𝐢𝐝𝐚𝐭 𝐩𝐫𝐞�...